Find Us On Social Media :

Berhembus Kabar Baik, Peneliti Prediksi Penyebaran Covid-19 Akan Segera Berakhir pada Bulan April Hingga Puncaknya Akan Meningkat Sekitar 600 Persen pada Akhir Bulan Maret, Begini Penjelasannya!

By Luvy Yulia Octaviani, Kamis, 26 Maret 2020 | 07:15 WIB

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina bantu petugas medis melawan virus corona

GridPop.ID - Virus Covid-19 masih terus mewabah dan meluas hingga saat ini.

Bahkan, virus corona yang merebak di Indonesia akan terus mengalami peningkatan.

Banyak warga yang menjadi ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan jumlahnya semakin melonjak drastis.

Baca Juga: Sempat Banjir Cibiran Karena Nekat Liburan ke Luar Negeri saat Merebaknya Virus Corona, Krisdayanti Jalani Isolasi Mandiri Hingga Rayakan Ultah Sederhana Tanpa Kehadiran Ibu dan Yuni Shara

Namun, tak perlu khawatir, penyebaran virus corona ini dapat dicegah dan diatasi dengan banyak hal.

Melansir Informasi dari Kompas pada Selasa (24/3/2020), Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) di Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan simulasi dan permodelan sederhana dalam prediksi penyebaran covid-19 di Indonesia.

Melaui penelitian tersebut, Indonesia diprediski akan megalami puncak jumlah kasus Covid-19 pada akhir Maret hingga pertengahan April 2020.

Pendemi corona ini diperkirakan akan berakhir pada saat kasus harian terbesar berada di angka sekitar 600 persen yang diprediksi pada bulan April tersebut.

Baca Juga: Jadi Saksi Bisu Kematian Nike Ardila, Mobil Sang Penyanyi Enggan Dilepas Oleh Nita Thalia Pasca Dibeli Seharga Rp 100 Juta: Kalau Ada yang Mau,10 M!

“Perlu dicatat, ini hasil pemodelan dengan satu model yang cukup sederhana, tidak mengikutkan faktor-faktor kompleksitasnya tinggi, “ ujar tim peneliti Nuning Nuraini dalam keterangan tertulis, Kamis (19/3/2020).

Nuning menjelaskan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi kasus covid-19 di Indonesia yang menjadi bagian pendemi global.

"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," kata Nuning.

Baca Juga: Maia Estianty Pusing Tujuh Keliling Mikir Gaji Banyak Karyawan, Penghasilan Usahanya Anjlok 70 Persen Akibat Pandemi Corona: Sebentar Lagi Lebaran, THR Harus Dipikirin, Iya Kan?

Sebuah penelitian yang menjadi jurnal ilmiah ini, tim peneliti membangun model representasi jumlah kasus Covid-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.

Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi SARS di Hong Kong pada 2003 silam.

Setelah menentukan model penelitian ini, tim akhirnya menguji berbagai data kasus Covid-19 terlapor dari berbagai macam negara.

Seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok sebab kesalahannya sangat kecil disandingkan dengan data terlapor di Indonesia.

Jika dibanding data negara lain, kesesuaian ini diambil saat Indonesia memiliki 96 kasus positif corona.

Baca Juga: Bikin Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi, Dokter Ini Beri Teguran Keras pada Krisdayanti yang Harusnya Kerja Malah Asyik Plesiran di Tengah Pandemik Corona di Indonesia: Selanjutnya Dapat Hak Istimewa...

"Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembaban dan lainnya, seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.

Namun hal ini bukan lah perkara mudah, sebab Korea Selatan menjadi salah satu negara paling baik dalam penanganan covid-19.

"Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka. Tapi setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik,“ ujar Nuning.

Baca Juga: Krisdayanti Dihujat Habis-habisan Karena Nekat Plesiran ke Luar Negeri di Tengah Wabah Corona, Raul Lemos Pasang Badan Lindungi Sang Istri: Saya yang Bertanggung Jawab!

Menurut Nuning, merujuk pada model yang dibangun termasuk faktor-faktor yang krusial.

Selain itu ini perlu dilakukan pencegahan agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas.Sebab, tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit, tenaga medis, serta fasilitas yang disediakan menjadi tidak cukup untuk melakukan penampungan.

Selain itu vaksin corona yang belum dapat ditemukan.

Masalah ini dapat diatasi dengan memotong rantai penularan yang dapat dilakukan dengan pembatasan kontak fisik.Seperti yang telah dinstruksikan pemerintah beberapa waktu lalu.

Sejak corona mulai masuk Indonesia Jokowi telah memperingatakan melalui Instagramnya bahwa virus corona dapat dicegah dan dihadapi.

Selain dengan menerapkan sosial distance, Presiden Jokowi juga mengunggah sebuah video yang menerapkan cara sederhana untuk menjaga kondisi kesehatan dengan baik.

Yakni dengan mencuci tangan, menghindari menyentuh area wajah dengan rangan yang kotor, menjaga kebersihan lingkungan , hidup sehat dan jaga jarak.

Baca Juga: Mengaku Sempat Terlena dan Nyaris Lupakan Denny Cagur, Shanty Menangis Sesenggukan Saat Tindak Tanduknya Dibongkar Sosok Ini, Shanty: Maaf, Mami Tidak Ada Maksud Menduakan Papi

(*)

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Kabar Gembira! Peneliti ITB Prediksi Penyebaran Covid-19 Akan Berakhir Pada Bulan April, Simak Penjelasannya