Find Us On Social Media :

Warga Kocar-kacir Lantaran Kasus Corona di Negaranya Tertinggi di Dunia, Donald Trump Malah Bersikap Angkuh Hingga Berencana Bakal Buka Lagi Akses Perekonomian pada Bulan Mei

By None, Kamis, 16 April 2020 | 06:00 WIB

Donald Trump

GridPop.ID - Amerika Serikat seakan memiliki PR banyak terkait wabah virus corona yang menginfeksi warganya.

Pasien positif corona di negara tersebut dikabarkan terus meningkat, termasuk pasien yang meninggal.

Selain itu, sikap Donald Trump terhadap pandemi di negaranya juga tak luput dari sorotan.

Baca Juga: Akui Sangat Mencintai Calon Suaminya Kala Itu, Artis Senior Ini Sebut Tak Yakin untuk Melanjutkan Hubungan ke Arah Lebih Serius Hingga Mampu Bertahan 27 Tahun Sampai Akhirnya Bercerai

Dilansir dari worldmeters.info, jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di seluruh dunia per Rabu (15/4/2020) mencapai 2.015.569 kasus.

Sementara ada 127.635 kasus kematian dan 491.911 kasus lainnya dinyatakan sembuh.

Dari angka tersebut, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terbanyak di dunia.

Baca Juga: Dulu Bikin Geger Saat Ceraikan Salmafina Sunan, Taqy Malik Kini Malah Ramai Dijodohkan dengan Youtuber Ria Ricis, Netizen: Semoga Jodoh Ya!

Dilaporkan kasus virus corona di Amerika Serikat sudah mencapai 614.246 kasus dengan 26.064 kasus kematian dan 38.820 orang dinyatakan sembuh.

Melihat angka tersebut, seharusnya pemerintah dan warga Amerika Serikat khawatir.

Namun nyatanya hal tersebut tidak berlaku bagi sang presiden.

Dilansir dari mirror.co.uk pada Selasa (14/4/2020), Presiden Amerika Serikat Donald Trump malah memuji dirinya sendiri di tengah pandemi virus corona ini.

Baca Juga: Sering Ditagih Layani Nafsu Mantan Suami yang Seorang Ustadz, Sosok Ini Beberkan Skandal Hubungan Terlarangnya Tatkala Sudah Resmi Bercerai

Dalam sebuah konferensi pers yang digelar kemarin, Presiden Trump mendapat banyak pertanyaan dari para wartawan.

Salah satu pertanyaan terkait tingginya angka kematian di Amerika Serikat terkait virus corona.

Mereka bertanya, apa langkah selanjutnya yang akan Trump dan pemerintah ambil?

Lalu reporter New York Times, Maggie Haberman, mengatakan larangan bepergiannya "mungkin efektif" untuk menghentikan penyebaran virus.

Baca Juga: Tak Kapok Meski Nyaris Dijebloskan ke Penjara, Rosa Meldianty Lagi-lagi Berulah Hingga Dewi Perssik Meradang, Mantan Istri Saipul Jamil Balas Lontarkan Sindiran Pedas

Tapi Trump tidak setuju.

Lalu dia menampilkan video berisi komentar beberapa gubernur, termasuk Gubernur Gavin Newsom dan Andrew Cuomo.

Di mana keduanya memuji kepemimpinan pemerintahan Trump selama krisis.

Seolah belum selesai, Trump juga mengatakan berencana membuka kembali perekonomian di Amerika Serikat.

Seperti diketahui seluruh bidang di AS kecuali perjalanan penting dan bisnis ditutup termasuk sekolah.

Namun dia berencana membukanya kembali pada bulan Mei.

Baca Juga: 5 Tahun Lebih Mengabdi, Ajudan Pribadi Iriana Jokowi Ini Bongkar Perlakuan Ibu Negara Hingga Ngaku Selalu Disayang Seperti Anak Kandung: Ibu ke Saya Udah Kayak Anak Sendiri

Atas pernyataannya ini, Trump mendapat kritik dari Dr Fauci.

Perlu Anda tahu Dr Anthony Stephen Fauci adalah direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

Di mana Dr. Fauci sudah menjabat sebagai direktur sejak tahun 1984.

Sejak awal penyebaran virus corona, Dr. Fauci sudah mengingatkan warga Amerika Serikat untuk berhati-hati.

Baca Juga: Sebelum Corona, Ini 5 Wabah Mematikan yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia

Nah, pada Minggu pagi (12/4/2020), Dr. Fauci melakukan wawancara dengan CNN dan mengatakan agar Trump fokus saja pada pandemi ini.

Dan agar berhati-hati ketika membuka kembali perekonomian.

Menurutnya, jika negara di lockdown, maka negara bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Ini juga bukan kali pertama Dr. Fauci tidak setuju dengan kebijakan Trump saat menghadapi virus corona.

Misalnya dia menentang penggunaan obat anti-malaria hydroxychloroquine yang disebut Trump efektif melawan virus.

Alasannya tidak ada data ilmiah terkait hal itu.

Baca Juga: Tempat Prakteknya Ditutup Selama Pandemi, Ningsih Tinampi Beralih Jual Obat Anti Corona yang Diklaim Mampu Tangkal Covid-19: InsyaAllah Corona Cepat Hilang!

Di Amerika Serikat, Dr. Fauci telah dianggap sebagai 'pemimpin' dalam perang melawan virus corona.

Alasannya karena Republik George W. Bush menghormati dirinya, bahkan dia pernah mendapat Medal of Freedom Presiden tahun 2008.

Tak heran, dalam jajak pendapat selama krisis kesehatan masyarakat telah menunjukkan bahwa orang Amerika lebih mempercayainya daripada Trump.

Baca Juga: Diam-diam Baim Wong jadi Mantan Terindah Zaskia Gotik, Vicky Prasetyo Blak-blakan Ungkap Hal yang Buat Sang Biduan Terkesan pada Suami Paula Verhoeven

Tak lama setelah kritik itu, Presiden Trump terlihat me-retweet sebuah unggahan yang merujuk pada komentar Dr. Fauci yang menulis "Time to #FireFauci" (#PecatFauci).

Tindakan Trump yang me-retweet unggahan yang memuat tagar #FireFauci itu dinilai memicu spekulasi lebih lanjut tentang masa depan Dr. Fauci. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Abaikan 23.644 Kasus Kematian di AS, Trump Malah Puji Dirinya Sendiri, Bahkan Siap Buka Kembali Seluruh Akses di Negaranya"