Karena situasi makin gawat, militer Indonesia lagi-lagi ikut berjaga-jaga di perbatasan.
Keadaan semakin kacau dan pemerintah tak bisa mengendalikannya, mereka sampai minta bantuan ke Australia, Portugal, Selandia Baru dan Malaysia.
Sebanyak 150 militer Australia dikerahkan, tak lama setelah pasukan Australia datang, rumah Menteri Dalam Negeri Regeria Lobato dibakar, istri dan lima anaknya tewas.
Tentara resmi kebingungan dan menembaki markas polisi padahal ada personil PBB di dalamnya.
Puncaknya 11 Februari 2008, Reinaldo menyerang presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao di rumahnya.
Ramos Horta tertembak dan nyaris mati, sementara Xanana selamat.
Reinaldo tewas tertembak oleh tentara FDTL, yang menjaga rumah Ramos Horta, PBB turun tangan dan butuh waktu 6 bulan untuk memulihkan situasi Timor Leste.
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Mati-matian Berjuang Mendapatkan Kemerdekaan, Timor Leste Ternyata Pernah Dikacaukan Hanya Oleh Satu Orang yang Berani Tembak Presidennya Hingga Bikin Kondisinya Memprihatinkan