GridPop.ID - Semenjak dilantik menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, kian getol menunjukkan kinerjanya.
Seperti yang baru-baru ini disampaikan Erick Thohir dalam acara webinar yang diadakan oleh Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (IKA UNPAD) pada Sabtu (27/6/2020) kemarin.
Erick secara terang-terangan membocorkan rencananya untuk merombak stuktur BUMN agar menciptakan ekosistem yang lebih sehat.
Acara webinar bertema "Sinergisitas Kolaborasi Alumni Melalui Inovasi Menyongsong Kebangkitan Ekonomi dan Demokrasi Pasca Covid-19", tak hanya mendatangkan Menteri BUMN menjadi pembicara.
Namun, ada juga beberapa rekan kerja Erick di pemerintahan seperti pembicara kunci Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia Tanjung.
Di kesempatan tersebut Erick mengungkap maksudnya menerima mandat dari Presiden untuk memegang salah satu sumber pemasukan negara tersebut.
Erick pun mengungkap tak ingin lagi membicarakan masalah yang membelit Kementerian BUMN pada masa lalu.
Kini dirinya terfokus pada pengoptimalan kinerja motor penggerak BUMN itu sendiri.
Apalagi melalui Keputusan Presiden (Keppres) yang dikeluarkan belum lama ini membuat Erick Thohir merasa direstui oleh Presiden Jokowi untuk melakukan perombakan besar-besaran.
Untuk saat ini Erick mengatakan sedang melakukan perbaikan agar BUMN menjadi semakin mandiri.
"Fokus BUMN kami ingin mapping yang lebih jelas, yang punya nilai ekonomi, pelayanan publik dan mana yang keduanya," kata Erick.
Misalnya, Telkom dan Telkomsel dan Bank Mandiri pasti mementingkan bisnisnya, tetapi seperti Bulog, Pupuk harus mementingkan pelayanan publik.
"Bukan berarti perusahaannya babak belur atau merugi," ungkapnya.
"Tidak tercampur-campur, dalam menentukan KPI dan tantiem ini yang kita benahi," imbuh dia.
Sebab, kata Erick bonus itu di masing-masing BUMN berbeda maka harus ada standar yang jelas.
Lalu, dinamika portofolio BUMN, kata dia, pihaknya sudah mendapat Kepres bahwa Kementerian BUMN bisa menutup, menggabungkan, dan membentuk kemitraan strategis sehingga BUMN bisa mandiri dan tidak lagi disusui.
"Dari jumlah BUMN yang 142 jadi 107, dan kedepannya hanya 70 BUMN saja," imbuh dia.
Bahkan kini Erick Thohir ingin merubah BUMN yang eksklusif pada masa yang sudah-sudah dengan jargon sinergi antar BUMN itupun juga didobraknya.
Erick ingin menjadikan BUMN sebagai menara gading sebagai bangunan utama dengan ekosistem yang sehat.
Hal itu dilakukan lantaran kini di era Erick Thohir, BUMN harus bisa berkolaborasi dengan badan usaha lainnya seperti Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), swasta dan mitra strategis.
"BUMN jadi menara gading dulu, kita mau bangun ekosistem yang sehat," tutur dia.
Kemudian, Kementerian BUMN juga akan menentukan model bisnis BUMN, bukan saja menentukan para direksi dan komisaris saja.
"Setiap klusternya itu sudah menurunkan kluster dari 27 menjadi 12 kluster," imbuh dia.
Terakhir, Erick akan menambah talenta dari luar BUMN sampai dengan porsi 30% awalnya hanya 10% dibatasi.
"Talenta BUMN itu harus ada strandarisasi," kata dia.
Dia mengatakan, supaya pengangkatan Direksi BUMN tetap dilakukan dari dalam atau internal tetapi juga ada darah baru.
"Contoh di Pelindo I, II, III, IV, dan angkasa pura di propertinya dari luar, bisnis airport itu bukan saja pesawat terbang," terangnya.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Dapat Restu dari Presiden Jokowi, Erick Thohir Akan Rombak Besar-besaran BUMN dari 142 jadi 70 Perusahaan: Kita Benahi..."