Find Us On Social Media :

Diusir dari Negaranya Sendiri Usai Kuliti Rahasia Pemerintah Soal Covid-19, Peneliti Tiongkok Ini Kabur ke Amerika dan Beberkan Fakta yang Selama Ini Ditutupi Hingga Ancaman dari Kelompok Elit!

By Arif B,None, Senin, 13 Juli 2020 | 19:30 WIB

Gambar ilustrasi peneliti virus corona atau Covid-19.

GridPop.ID - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai membuat kita bertanya-tanya bagaimana perkembangan penelitian virus ini.

Dan baru-baru ini pernyataan seorang ahli virologi bernama Li Meng Yan langsung membuat publik heboh.

Bagaimana tidak, berdasarkan peneliti dari Tiongkok itu pemerintah telah dengan sengaja mengabaikan penelitian sejak awal pandemi.

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi, 4 Fakta Tentang Covid-19 Ini Bisa Bikin Bernapas Lega, Mulai dari Tarif Rapid Test Hingga Produksi Vaksin Lokal!

Secara gamblang, Yan pun membeberkan fakta-fakta hasil penelitiannya selama ini yang diyakini bisa menyelamatkan banyak nyawa.

Baca Juga: Mulai Sekarang Tingkatkan Kewaspadaan, WHO Akui Bukti Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara, Ini Penjelasannya!

Namun sayang, seperti dalam wawancaranya dengan Fox News, Yan telah 'diusir' dari negaranya karena mengetahui rahasia ini.

Oleh karena itu, ia pun 'kabur' ke Amerika Serikat.

Yan mengatakan dia adalah salah satu ilmuwan pertama yang mempelajari virus corona yang kemudian dikenal sebagai Covid-19, dan mengklaim pada akhir Desember 2019 dia diminta oleh supervisor-nya di Universitas, Dr. Leo Poon, untuk melihat keanehan sekelompok kasus mirip SARS di daratan China.

"Pemerintah China menolak untuk membiarkan para ahli luar negeri, termasuk yang ada di Hong Kong, melakukan penelitian di China," katanya kepada Fox News.

Baca Juga: Memasuki Era New Normal, Inilah 5 Makanan Digadang-gadang Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh dan Tangkal Virus Corona, Apa Saja?

"Jadi saya menghubungi teman-teman saya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut."

Seorang teman yang dia hubungi adalah seorang ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China yang katanya memiliki pengetahuan langsung tentang kasus-kasus yang keluar dari Wuhan.

Temannya memberi tahu Yan pada 31 Desember tentang penularan dari manusia ke manusia, beberapa waktu sebelum China atau WHO mengakui bahwa itu mungkin adalah Covid-19.

Pada hari yang sama sekelompok 27 kasus pneumonia dilaporkan di Wuhan, lokasi yang diyakini menjadi tempat virus itu berasal.

Baca Juga: Padahal Corona di Indonesia Merajalela, Pasien di Kalbar Justru Banyak yang Sembuh, Rahasianya Ternyata Ada pada Ramuan Ajaib Ini

Ketika dia memberi tahu atasannya apa yang dilaporkan temannya 'dia hanya mengangguk', kenang Yan, dan menyuruhnya terus melanjutkan penelitiannya.

Pada 9 Januari, WHO mengeluarkan pernyataan yang mengatakan:

"Menurut pihak berwenang China, virus yang dimaksud dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa pasien dan tidak mudah menular antar-orang."

Baca Juga: Selama Ini Sibuk Tangani Covid-19, Ridwan Kamil Mendadak Beri Kabar Duka, Sang Sahabat yang Begitu Dihormati Meninggal Dunia

"Ada informasi terbatas untuk menentukan risiko keseluruhan klaster yang dilaporkan ini."

Setelah itu, dia mengatakan bahwa temannya yang berbicara terbuka menjadi tutup mulut, terutama di Wuhan, sementara yang lain memperingatkan Yan untuk tidak bertanya tentang detailnya.

Namun, beberapa sumber mengatakan kepadanya bahwa jumlah penularan dari manusia ke manusia meningkat secara eksponensial.

Baca Juga: Jadi Klaster Baru Covid-19, Sebanyak 1.280 Orang Secapa AD Positif Corona, Ternyata Berawal dari Ketidaksengajaan Saat 2 Perwira Periksakan Penyakit Ini

Tetapi ketika dia melaporkan temuan lebih lanjut kepada atasannya, dia diberitahu "untuk tetap diam, dan berhati-hati".

"Jangan menyentuh garis merah," kata Yan kepada Fox News, merujuk pada pemerintah.

"Kami akan mendapat masalah dan kami akan menghilang."

Yan juga mengklaim bahwa Profesor Malik Peiris, co-direktur laboratorium yang berafiliasi dengan WHO, mengetahui tentang penyebaran penyakit tetapi tidak bertindak.

Sementara Yan mengatakan dia frustrasi, dia tidak terkejut.

"Saya sudah tahu itu akan terjadi karena saya tahu korupsi di antara organisasi internasional seperti WHO kepada pemerintah China, dan Partai Komunis China," katanya.

Baca Juga: Bikin Geger, Aktor Legendaris Bollywood Amitabh Bachchan dan Anaknya Umumkan Positif Virus Corona, Terungkap Kondisinya yang Bikin Melongo

"Jadi pada dasarnya ... saya menerimanya tetapi saya tidak ingin informasi yang menyesatkan ini menyebar ke dunia."

Baik Cina dan WHO membantah dengan keras soal klaim yang ditutu-tutupi ini.

WHO yang membantah pernah bekerja dengan Yan, atasannya Poon atau Profesor Peiris, mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa sementara Peiris adalah seorang ahli yang telah melakukan misi dan ahli kelompok, dia bukan anggota staf dan tidak mewakili WHO.

Baca Juga: Covid-19 Belum Juga Usai, Peneliti Kembali Temukan Virus Baru Mirip Flu Babi dan Berpotensi Jadi Pandemi, Faktanya Bikin Melongo

Yan sekarang bersembunyi setelah melakukan perjalanan ke AS, dan khawatir bahwa hidupnya dalam bahaya.

Dia juga mengklaim bahwa di rumah pemerintah China sedang bekerja untuk menyabotase reputasinya, mengintimidasi keluarganya dan melakukan serangan cyber terhadapnya.

Universitas Hong Kong menghapus halamannya di situs web mereka, dan dalam sebuah pernyataan kepada Fox News, mengatakan bahwa 'Dr Li-Meng Yan tidak lagi menjadi anggota staf Universitas.'

Sementara itu, kedutaan besar Tiongkok di Amerika Serikat mengatakan kepada kantor berita bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tentang Yan, dan menyatakan bahwa China menangani pandemi dengan baik.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Dipaksa Tutup Mulut, Ahli Virologi China Pertaruhkan Nyawa untuk Bongkar Kelakuan Pemerintah Tiongkok yang Diklaim Sengaja Tutupi Virus Corona"