Find Us On Social Media :

Dulu Pontang-panting Lepaskan Diri dari Indonesia Sampai Butuh Bantuan Australia, Begini Kekuatan Militer Timor Leste Sekarang, Sudah Bisa Tandingi Pasukan Elit TNI?

By Arif B,None, Kamis, 27 Agustus 2020 | 11:30 WIB

gambar ilustrasi

GridPop.ID - Usai mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugal pada 28 November 1975, Timor Leste langsung diduduki Indonesia 9 hari kemudian.

Setelahnya, Timor Leste dimasukkan ke wilayah Indonesia sebagai sebuah provinsi pada Juli 1976.

Namun, rakyat Timor Leste sepertinya tak senang dengan kependudukan Indonesia di Bumi Lorosae.

Baca Juga: Jengah Lihat Kelakuan Negaranya yang Perlakukan Timor Leste Bak Sapi Perah, Pria Ini Bongkar Strategi Rahasia Australia untuk Monopoli Sumber Daya Bumi Lorosae!

Kampanye pengamanan yang tidak berhasil terjadi selama dua dekade berikutnya, di mana sekitar 100.000 hingga 250.000 orang tewas.

Dalam referendum yang diawasi oleh PBB pada Agustus 1999, mayoritas rakyat Timor-Leste memilih untuk merdeka dari Indonesia.

Namun, dalam tiga minggu berikutnya, milisi anti-kemerdekaan Timor - yang diorganisir dan didukung oleh militer Indonesia - memulai kampanye pembalasan besar-besaran.

Baca Juga: Lokasinya Amat Dekat dengan Indonesia, Ternyata Australia Menyimpan Senjata Rahasia Nan Mematikan, Bisa berdampak Begini Bagi Indonesia

Milisi membunuh sekitar 1.400 orang Timor dan memaksa 300.000 orang ke Timor Barat sebagai pengungsi.

Sebagian besar infrastruktur negara, termasuk rumah, sistem irigasi, sistem pasokan air, dan sekolah, serta hampir semua jaringan listrik negara itu hancur.

Pada tanggal 20 September 1999, pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin Australia dikerahkan ke negara itu dan mengakhiri kekerasan.

Akhirnya, pada tanggal 20 Mei 2002, Timor-Leste diakui secara internasional sebagai negara merdeka.

Baca Juga: Dikenakan Presiden Jokowi Saat Upacara HUT RI, Ini Makna di Balik Baju Adat Timor Tengah Selatan, NTT: Tanda Kasih dan Hormat

Krisis Militer

Pada tahun 2006, ketegangan internal mengancam keamanan negara baru itu ketika serangan militer menyebabkan kekerasan dan pelanggaran hukum serta ketertiban.

Atas permintaan Dili, Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) yang dipimpin Australia dikerahkan ke Timor-Leste, dan Dewan Keamanan PBB membentuk Misi Terpadu PBB di Timor-Leste (UNMIT), yang mencakup kehadiran polisi resmi lebih dari 1.600 personel.

ISF dan UNMIT memulihkan stabilitas, memungkinkan pemilihan presiden dan parlemen pada tahun 2007 dalam suasana damai.

Baca Juga: Dulu Sok-sokan Pengin 'Hidup Mandiri' dari Indonesia, Kini Timor Leste Kena Batunya, Pontang-panting Pertahankan Ekonomi Hingga Dikabarkan Akan Bangkrut

Kemudian pada Februari 2008, sebuah kelompok pemberontak melancarkan serangan yang gagal terhadap presiden dan perdana menteri.

Pemimpinnya tewas dalam serangan itu, dan sebagian besar pemberontak menyerah pada April 2008.

Sejak serangan itu, pemerintah telah menikmati salah satu periode terlama stabilitas pasca-kemerdekaan, termasuk pemilihan umum 2012 yang sukses untuk parlemen dan presiden dan transisi kekuasaan yang sukses pada Februari 2015.

Pada akhir 2012, Dewan Keamanan PBB mengakhiri misi penjaga perdamaiannya di Timor-Leste dan baik ISF maupun UNMIT meninggalkan negara itu.

Baca Juga: Dulu Diprediksi Sebagai Negara Gagal hingga Xanana Gusmao Nyaris Tewas Dibunuh Rakyatnya Sendiri, Timor Leste Sempat Alami Peristiwa Brutal Sampai Tak Mampu Atasi Penyakit Mematikan

Pemilihan parlemen awal pada musim semi 2017 akhirnya menghasilkan pemerintahan mayoritas setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan.

Saat ini, pemerintah merupakan koalisi tiga partai dan presiden merupakan anggota partai oposisi.

Pada 2018 dan 2019, konfigurasi ini menghalangi nominasi untuk posisi kementerian utama dan memperlambat kemajuan pada masalah kebijakan tertentu.

Baca Juga: Diisukan Terlibat dalam Sejarah Kelam Pelanggaran HAM di Timor Timur 1998, Prabowo Subianto dan 5 Jendral Ini Masuk Daftar Hitam dan Pernah Ditolak Masuk ke Amerika Serikat

Kekuatan Militer

Dilansir dari The Odora, kekuatan militer Timor Leste terdiri dari F-FDTL (Forcas de Defesa de Timor Leste) yang tugasnya menjaga pertahanan negara.

Lalu ada F-FNTL atau Policia Nacional De Timor Leste (PNTL) yang lebih mengkhususkan dirinya di dalam negeri.

Namun keduanya sebagaimana dilansir Wikiwand, mempunyai peranan yang tumpang tindih sehingga menyebabkan ketegangan antar layanan.

Bahkan itu diperburuk oleh moral yang jelek dan ketidakdisiplinan dalam F-FDTL.

Baca Juga: Diam-diam Getol Lakukan Uji Coba Senjata Biologis di Seluruh Dunia, AS Dapat Protes Pedas dari Tiongkok Hingga Diadukan ke PBB, Donald Trump Cuma Bisa Gigit Jari Menanti Nasib Negaranya

Masalah F-FDTL memuncak pada tahun 2006 ketika hampir separuh pasukan dibubarkan menyusul protes atas diskriminasi dan kondisi yang buruk.

Pemecatan tersebut berkontribusi pada keruntuhan umum F-FDTL dan PNTL pada bulan Mei dan memaksa pemerintah meminta penjaga perdamaian asing untuk memulihkan keamanan.

F-FDTL lalu dibangun kembali dengan bantuan asing dan telah menyusun rencana pengembangan kekuatan jangka panjang.

Baca Juga: Alat Tempur Kalah Telak Telak dari Israel, TNI Justru Unggul Jauh Dari Militer Israel yang Miliki Senjata Nuklir, Lihat Fakta yang Tak Bisa Dibantah

Namun merujuk data dari Global Fire Power, tidak ditemukan nama Timor Leste terpampang. Ini menjadi indikasi bahwa militer negara ini sangat kecil hingga tak masuk hitungan.

Militer Timor Leste memang kalah telak jika dibandingkan Indonesia yang punya TNI AD, TNI AL, Korps Marinir, KorMar, TNI AU, Komando Pertahanan Udara Nasional, Komando Operasi Khusus Angkatan Bersenjata, dan Komando Cadangan Strategis (Kostrad).

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Sudah 18 Tahun Merdeka dari Indonesia, Dulunya Hanya Dibantu Militer Australia, Sekarang Beginilah Kekuatan Militer Timor Leste"