GridPop.ID - Kisah menarik terjadi usai digelarnya Olimipade Tokyo 2020.
Jika biasanya para atlet Olimpiade Tokyo 2020 yang berhasil menjuarai pertandingan akan langsung dengan senang hati menerima hadiah, berbeda dengan yang satu ini.
Ayah atlet loncat indah China, Quan Hongchan justru menolak berbagai hadiah yang hendak diberikan usai pertandingan Olimpiade Tokyo 2020.
Dilansir dari Tribunnews.com via Grid.ID, Quan Hongchan adalah seorang atlet loncat indah yang masih berusia 14 tahun.
Berkat perjuangannya, akhirnya si atlet cilik sukses meraih skor yang nyaris sempurna.
Quan Hongchan sukses menyabet medali emas yang mampu mengharumkan nama China.
Pertandingan yang mampu dimenangkan Quan Hongchan diketahui digelar pada, Kamis (5/8/2021).
Tentu saja setelah sukses menjuarai pertandingan tersebut, Quan Hongchan akan dibanjiri dengan berbagai macam hadiah.
Namun dilansir dari Kompas.com, justru saat hendak diberi apresiasi berupa rumah hingga uang tunai, ayah Quan Hogchan malah menolaknya.
Melansir Mirror pada Rabu (11/8/2021), sebuah rumah sakit lokal yang berada di Zhanjiang menawarkan berbagai layanan medis gratis untuk sang ibu serta kakeknya yang tengah sakit.
Kemudian The Global Times melaporkan, "Tiga perusahaan di Zhanjiang akan memberinya rumah, toko, dan bonus untuknya, menurut Badan Industri dan Perdagangan Kota Zhanjiang".
Berbagai hadiah fantastis terus berdatangan, bahkan Hongchan juga keluarganya diberi tawaran untuk mendapat tiket gratis seumur hidup ke beberapa taman hiburan, kebun binatang, serta resor.
Tak sampai di situ, Hongchan juga diberi hadiah berupa camilan pedas favoritnya yakni latiao dalam jumlah tak terbatas.
Akan tetapi, ayah Hongchan, Quan Wenmao malah menolak semua tawaran yang diberikan tersebut, menurut Southern Metropolis Daily.
"Saya berterima kasih kepada mereka atas tawarannya. Tapi saya tidak mengambil apa-apa.
Saya tidak mengambil sepeser pun," katanya tiga hari setelah putrinya memenangi emas di Olimpiade.
Quan Hongchan menang dalam cabang olahraga loncat indah kategori 10 meter putri, setelah meraih dua nilai sempurna 10.
Kisahnya pun mendunia setelah terungkap bahwa dia membantu menghidup keluarganya yang terdiri dari tujuh orang.
“Aku ingin menghasilkan cukup uang untuk membantu,” kata Hongchan, merujuk pada ibunya yang mengalami kecelakaan empat tahun lalu.
Hongchan lahir dan besar di Maihe, provinsi Guangdong, dimana menjadi tempat ayahnya bekerja sebagai petani jeruk.
Setelah kemenangannya, penggemar berbondong-bondong ke desa asalnya untuk melihat bagaimana rumah Hongchan.
Media sosial semacam Twitter di China, Weibo, ramai dengan tagar yang terjemahannya "cara melihat rumah Quan Hongchan jadi spot foto Internet", dan mendapat lebih dari 25 juta views.
Berdasarkan laporan setempat menyatakan, massa yang membludak menyebabkan kekacauan di desa.
Serta siaran langsung televisi bahkan sampai hendak memanjat pohon di rumahnya.
Akibatnya, masyarakat umum tidak diperbolehkan lagi berkunjung karena dikhawatirkan malah menjadi penyebaran virus Covid-19, dan lalu lintas yang tersendat karena banyaknya orang yang berkumpul.
Ayah Hongchan, Wenmao, sepakat bahwa orang-orang sebaiknya tetap berada di rumah.
"Mereka bisa kirim salam saja. Tidak perlu datang ke sini. Ini mengganggu hidup mereka dan kita juga, bukan?"
Setelah sukses di Tokyo, Quan Hongchan selanjutnya akan bertanding di Olimpiade Paris 2024.
GridPop.ID (*)