Find Us On Social Media :

Cerita di Balik Identitas Kelamin Dorce Gamalama, Dokter yang Mengoperasikanya Ungkap Satu Hal yang Tak Diketahui Banyak Orang: Sensitivitasnya Tetap Ada

By Lina Sofia, Sabtu, 5 Februari 2022 | 09:02 WIB

identitas asli dorce gamalama

Dokter pun mengatakan, karena itu jika dilakukan rangsangan terhadap organ yang telah mengalami operasi perubahan kelamin, maka masih akan tetap bisa terasa.

“Pada hakekatnya, merasakan kenikmatan di sana itu tidak hanya dari kelamin bukan? Mestinya kenikmatan itu bisa dari yang lain-lain juga. Tetapi, yang dari kelamin pun masih tetap ada (rasa jika dirangsang),” jelasnya.

Sang dokter juga menjelaskan, dari sekian pasien yang dia temui, dirinya melihat jika keinginan untuk merubah kelamin tersebut, tidak muncul secara tiba-tiba.

”Itu sudah ada sejak kecil. Jadi bukan pada waktu itu (saja) timbulnya keinginan itu, sudah dibentuk mulai kecil,” jelasnya.

Bahkan, menurutnya, sejak lahir sudah terbentuk keadaan yang mendukung untuk para pasiennya melakukan upaya perubahan kelamin pada saat dewasa.

“Mulai lahir kebanyakan begini, beliau-beliau yang kita operasi itu yang biasa kita sebut penderita transeksual, itu memang sejak lahir sudah demikian,” jelasnya.

Baca Juga: Wasiat Dorce Gamalama yang Ingin Dimakamkan sebagai Perempuan Ditolak Gus Miftah, MUI Langsung Beberkan Cara Mengurus Jenazah Transgender: Sesuai Kelamin Awal

Lebih lanjut, sedari awal para penderita transeksual ini sudah mengalami banyak perubahan sebelum dilakukan operasi.

“Jadi kita tidak mengubah secara total, mereka sudah berubah dengan sendirinya, kita hanya menambahkan poin terakhir dengan memberikan aksentuasi pada alat kelaminnya,” papar Prof DR, dr. Johansyah Marzuki.

Sebagai informasi tambahan, dilansir dari Kompas.com, operasi ganti kelamin dari pria menjadi wanita di zaman modern dilakukan pertama kali pada seorang warga Amerika Serikat.

Dia adalah seorang prajurit Angkatan Darat AS bernama George (kemudian menjadi Christine) Jorgensen (1926-1989).

Operasi tersebut dilakukan di Denmark pada tahun 1952 dengan mengangkat organ kelamin pria Jorgensen.

Setelah melalui proses penyembuhan lama, seluruh rangkaian operasi selesai tahun 1954. Operasi serupa bagi kaum trans-seksual di Indonesia dilakukan di Thailand dan Perancis.

Baca Juga: Wasiat Dorce Gamalama Jadi Kontroversi, Kerabat Buka Suara Akui Sudah Siapkan Hal Ini: Nanti yang Masih Hidup yang Ngurusin kan

GridPop.ID (*)