"Selain artis, juga atlet. Khususnya di luar negeri, dua orang itu yang dianggapnya persuasif," jelasnya.
Lantas apa yang didapat dari para afiliator seperti Indra Kenz ini?
"Keuntungannya dapat komisi, jadi seperti judi ada bandarnya. Dia (Indra Kenz) mungkin salah satu bentuk bandar atau sub-bandar," kata Rhenald.
Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia itu menyebut biasanya penipuan dalam trading banyak dikenal dengan istilah praktik "pump and dump".
Menurut Rhenald, ada bandar saham yang sengaja memainkan trading lewat saham gorengan yang dipompa (pump) agar harganya melejit sehingga tampak menggiurkan. Saham ini sering disebut sebagai pompom saham.
"Teknologi memungkinkan manusia untuk melakukan koordinasi secara diam-diam. Jadi koordinasi itu melakukan manipulasi harga berbarengan," terang Rhenald.
Saat harga saham-saham tertentu meroket setelah dipompa oleh bandar nakal, pada suatu momen, saham tersebut akan seolah dibuang (dump) sehingga harganya sangat jatuh.
Rhenald mengatakan para bandar saham ini melakukan pemufakatan jahat untuk mencari untung dengan cara ilegal.
GridPop.ID (*)