“Dan sebenarnya sahabat aku itu engga tau kalau itu bukan konsep trading yang sebenarnya, aku yang baru tau ya pasti aku cari tau dahulu aku pelajarin sampai detail banget,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan selama bermain trading kadang dirinya memperoleh keuntungan dan kadang tidak, namun ia juga mengalami kerugian yang banyak.
“Pernah bisa profit, tapi juga pernah enggak, rugi juga hingga ratusan juta saat bermain trading, rugi kurang lebih Rp 285 Juta, tapi ya sudahlah,” tutupnya.
Baru-baru ini seorang wanita bernama Monica Christy muncul ke publik dan mengaku menjadi korban trading, ia membeberkan beberapa nama yang menjadi Afiliator di aplikasi tersebut.
Menurutnya beberapa nama tersebut ialah :
Doni Salmanan, Indra Kenz, Raden Mas Ade, Ahmad Joe, Kak Fiten, Reyhan Syah, Agam (Detective Candle), Erwin Laysuman, Jindul, Bondol Trader, Sarjana Trading, Eric Septian, Kenwilboy, Masben, Revand (artis), Kapten Vincent, Doni Sasake, Setiawan Mulia (TimIndra Kenz), Daengbor (Makassar), Ferdi Penna, Hamzah Pro, Yt (Trader Sidrap), Yt (Trader mbah dewo), Yt (Sugi Pujer), Yt (DINVEST), Evon Trade, Nodiewakgenk, Ergia Trader, Alan Surjayana, Aku Ghifari, Yt Nona Trader, Yt Marubosu Clasic, Yt Fakarich, Yt Bujang Dolah.
Sebagai informasi dilansir dari Kompas.com, menurut praktisi bisnis, Prof Rhenald Kasali, pada dasarnya fenomena banyaknya influencer yang menjadi afiliator trading merupakan teknik marketing.
"Itu marketing, jualan, (dengan tujuan) untuk mempengaruhi. Setelah menggunakan influencer tidak mempan, mereka gunakan artis karena banyak orang membeli apapun yang diomongin artis," ujar Rhenald Kasali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/3/2022).
Rhenald menyebut hal itu dengan fenomena like atau fenomena rasa suka dari penggemar kepada publik figur.