Find Us On Social Media :

Dikira Alim Ternyata Bejat, Guru Ngaji Nekat Cabuli 2 Kakek Berusia 70 Tahun, Alasan di Balik Tindakan Asusilanya Bikin Merinding

By Luvy Octaviani, Selasa, 24 Mei 2022 | 13:01 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual

GridPop.ID - Seorang guru harusnya menjadi panutan yang baik.

Apalagi jika menyandang status sebagai guru agama yang harusnya mampu memberikan ilmu yang manfaat bagi banyak orang.

Namun, hal lain justru dilakukan oleh guru ngaji ini.

Dikiranya alim, guru ngaji ini justru melakukan aksi pencabulan.

Yang bikin syok, korbannya adalah 2 kakek tua renta berusia 70-an tahun.

Alasan di balik tindakan asusilanya pun sungguh bikin merinding.

Dilansir dari laman tribunjakarta.com, seorang guru agama atau ustaz di Garut, Jawa Barat, mencabuli dua orang sesama jenis yang usianya sudah renta.

Inisial pelaku adalah PUR (42), sedangkan korbannya, kakek berusia 70 dan 79 tahun.

Penyimpangan sesama jenis itu dilakukan PUR secara sadar.

Baca Juga: 'Mereka Memang Berjodoh', Diramal Cocok dengan Raffi Ahmad, Perasaan Ayu Ting Ting Pada Suami Nagita Slavina Dikuliti Sosok Ini

Kini, warga Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat itu telah meringkuk di sel kantor polisi usai keluarga korban melaporkan kasus tersebut.

Alasan PUR mencabuli 2 kakek itu adalah karena wangsit.

Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, mengatakan, PUR nekat melakukan hal tersebut lantaran mendapat mimpi untuk melakukan pencabulan terhadap dua orang kakek.

"Yang bersangkutan mendapat wangsit atau mimpi bahwa harus dilakukan perbuatan zina kepada korban," ujarnya dalam jumpa pers di Mapolres Garut, Sabtu (21/5/2022).

Mimpi tersebut yang membuat pelaku nekat melakukan perbuatan bejatnya.

Wirdhanto menjelaskan perbuatan pelaku dilakukan pada bulan Maret dan Mei tahun 2021.

"Selama ini korban takut, yang melaporkan itu adalah keluarga dekat dari korban," ucapnya.

Pelaku menurutnya merupakan seorang guru ngaji yang terkenal di kampung halamannya yang juga memiliki banyak jemaah.

Ia menyebut pelaku juga memiliki banyak murid mengaji yang berkategori anak-anak, selain itu warga sekitar juga sering mengikuti pengajiannya.

Baca Juga: Masuk Geng Bayi Sultan Tajir Melintir, Penampilan Putra Lesti Kejora Saat Foto Bareng Anak Artis Curi Perhatian, Intip Harga Outfit Baby L

Adapun saat melampiaskan perbuatannya, PUR memaksa korban untuk melayaninya.

"Dengan agak sedikit memaksa dengan mendorong korban, karena korban usianya sudah renta akhirnya korban terjatuh kemudian melakukan kegiatan pencabulan," ujar Wirdhanto.

Diketahui pelaku melakukan perbuatannya itu di rumahnya sendiri.

Saat ini polisi masih menelusuri apakah masih ada korban lain dari aksi bejatnya sang oknum guru ngaji ini.

Sementara itu, saat dihadirkan kehadapan awak media, PUR hanya tertunduk malu sesekali ia menangis dan menutup kedua matanya.

Atas perbuatannya itu, PUR terancam hukuman 7 tahun penjara, ia dijerat dengan Pasal 290 ayat 1 KUHP. tentang perbuatan cabul.

Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, setiap kali isu tentang LGBT (lesbian, gay, transgender, dan biseksual) muncul di media, selalu ada pro dan kontra yang berkembang.

Masyarakat umumnya menganut norma heteronormatif, yang meyakini jender hanya terdiri dari laki dan perempuan, tidak ada yang sejenis atau tidak.

Mengenai penyebab adanya orientasi seksual yang berbeda, dr.Roslan Yusni Hasan, spesialis bedah saraf, menjelaskan, orientasi seksual seseorang ditentukan oleh otaknya, bukan jenis kelaminnya.

Baca Juga: Bapak-bapak Se-Indonesia Pasti Nyesel Baru Tahu, Daun Mangga Ternyata Bisa Atasi Penyakit yang Kerap Menyerang Para Pria Satu Ini, Khasiatnya Ampuh

"Organ seks yang utama adalah otak, bukan alat kelamin. Karena orientasi seksual seseorang dibentuk di otak. Jadi kita sendiri yang membuat apa yang dianggap bisa merangsang libido," kata dokter yang akrab disapa dr.Ryu seperti dilansir dari kompas.com pada 2016 silam.

Pembentukan orientasi seksual ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor perkembangan otak sejak masih menjadi janin.

"Misalnya kalau saat hamil ibunya terkena infeksi, sehingga bagian otak tertentu berkembang lebih pesat dibanding bagian lainnya. Akibatnya sifat atau selera dapat berbeda," ujar dokter yang banyak mempelajari kerja otak ini.

Selain itu, otak kita juga menentukan orientasi diri (gender).

"Orientasi diri itu misalnya saya feminin atau saya maskulin. Otak adalah organ yang pertama kali terbentuk di kandungan dan ia menyusun segala macam, termasuk identitas diri seseorang," katanya.

Ryu menegaskan, perbedaan orientasi seksual merupakan varian di alam semesta.

"Alam semesta ini bersifat acak, tapi manusianya yang menyukai pola. Padahal, ada banyak varian. Termasuk untuk urusan orientasi seks," ujarnya.

GridPop.ID (*)