Find Us On Social Media :

Malunya Gak Ketulungan, Sudah Sok Jagoan Cari Lawan Tawuran Lewat Live Instagram, Geng Motor Ini Malah Ketiban Apes Diciduk Polisi Beramai-ramai

By Sintia N, Selasa, 31 Mei 2022 | 10:00 WIB

Ilustrasi geng motor melakukan aksi

GridPop.ID - Keberadaan geng motor bukanlah barang baru di Indonesia.

Berbagai masalah sosial hingga kriminalitas pun muncul akibat geng motor ini.

Beragam peristiwa mulai dari kekerasan, pencurian, hingga hilangnya nyawa seseorang pernah terjadi akibat geng motor.

Namun sebaliknya, nasib apes tentunya juga pernah menimpa para anggota geng motor.

Salah satunya seperti yang dialami oleh 15 anggota geng motor Langlen San belum lama ini.

Diwartakan Tribunnews.com, sebanyak 15 anggota geng motor Langleng San diciduk polisi saat konvoi mengendarai sepeda motor sambil live streaming di wilayah Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Minggu (29/5/2022) malam.

Mereka diketahui melakukan konvoi sambil live streaming instagram untuk mencari lawan tawuran.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol Arif Budiman mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara diketahui mereka live streaming untuk mencari lawan.

Dalam siaran langsung tersebut anggota geng motor menyampaikan tantangan tawuran kepada kelompok lainnya.

Baca Juga: VIRAL Video Panas Wanita Berhijab Goyang Asoy Sambil Pamer Dada Terbuka, MUI Meradang Ikut Beri Peringatan Keras, Pelaku Sampai Nangis-nangis Minta Maaf

"Mereka juga berkonvoi sambil mengacungkan senjata tajam untuk memprovokasi kelompok lainnya," ujar Arif Budiman ketika ditemui di Mapolresta Cirebon, Jalan R Dewi Sartika, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Minggu (29/5/2022) malam.

Ia mengatakan, mereka merupakan geng motor dari kelompok Langleng San yang berbasis di wilayah timur Kabupaten Cirebon.

Petugas juga menyita sejumlah barang bukti dari kelompok tersebut dari mulai minuman keras, celurit, pisau lipat, pedang, dan lainnya.

"Kami akan memproses hukum sesuai pelanggarannya, dan seluruh anggota geng motor yang diamankan juga akan dites urine," kata Arif Budiman.

Arif menyampaikan, jajarannya melaksanakan sweeping ke markas geng motor di Kabupaten Cirebon dalam rangkaian Operasi Libas Lodaya 2020.

Hasilnya, sebanyak 44 anggota geng motor dari berbagai kelompok berhasil diamankan. Bahkan, ada juga yang tepergok tengah berpesta minuman keras (miras).

Kegiatan semacam itu terus dilaksanakan secara masif untuk memburu geng motor yang masih berkeliaran dan mengganggu kondusivitas Kabupaten Cirebon.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat segera menghubungi layanan call center 110 Polresta Cirebon ketika melihat aktivitas geng motor.

"Kami pastikan Unit Patroli Macan Kumbang 852 Polresta Cirebon segera datang untuk menindak tegas geng motor," ujar Arif Budiman.

Baca Juga: 'InsyaAllah Ikhlas', Keluarga Pasrah Apapun Hasilnya Berharap Eril Cepat Ketemu hingga Singgung Soal Kendala di Lapangan!

Keberadaan geng motor yang meresahkan warga, bukan barang baru di Indonesia.

Namun, masalah ini tak kunjung terselesaikan.

Dilansir dari Kompas.com, kriminolog Universitas Padjajaran Yesmil Anwar mengatakan, ada beberapa faktor mengapa eksistensi geng motor yang kerap meresahkan ini sulit diberantas.

Faktor pertama adalah kegagalan keluarga dalam memberikan dan memaknai kasih sayang kepada anak.

Fenomena yang terjadi saat ini sebagian besar disebabkan karena orang tua yang terlalu permisif, sehingga dengan mudahnya memberikan izin anak di bawah umur untuk menggunakan motor.

Padahal, usia minimal seseorang boleh menggunakan motor adalah 17 tahun.

"Lalu juga ruang mereka untuk melakukan kegiatan ekspresi diri melalui motor ini kan tidak ada dan memang tidak disiapkan," kata Yesmil kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2022).

Ia menjelaskan, usia remaja merupakan fase ketika seseorang gemar mengekspresikan diri.

Terlebih, mereka baru keluar dari pembatasan yang terjadi selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Tidak Hanya Jual Kemolekan Istrinya ke Laki-laki Hidung Belang, Pria Ini Diam-diam Punya Motif Puaskan Hasrat Seksual Menyimpang Lewat Bisnis Lendir, Tarif Rp 500 Ribu Sekali Kencan!

Kondisi ini diperburuk dengan pihak sekolah yang juga membiarkan siswanya membawa motor, meski belum cukup umur.

"Jadi ini ekspresi yang terlalu bebas. Mereka (remaja) tidak tahu memegang aturan yang mana, mereka juga jadi kehilangan sistem norma yang harus dipegang. Penegak hukumnya juga lemah," ujar dia.

Dengan permasalahan yang luas ini, ia menyebut terlalu naif jika hanya menumpukan proses pemberantasan kepada pihak kepolisian saja.

Menurutnya, harus ada gerakan-gerakan terstruktur yang dilakukan selain oleh polisi di hilir, yaitu oleh orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat di hulu.

"Sistem keamanan-keamanan berbasis RT/RW juga harus dikuatkan, karena dimulainya kan daerah hulu. Saya kasian polisi, seolah-olah ketiban pulung, harus mengejar-ngejar geng motor," ujarnya.

Baca Juga: Edan! Jual Kemolekan Istri Seharga Rp 500 Ribu untuk Layani Pria Hidung Belang, Alasan di Balik Tindakan Pria Surabaya Ini Mencengangkan

GridPop.ID (*)