Find Us On Social Media :

Berkali-kali Ngotot Jadi Korban Pelecehan Brigadir J, Komnas Perempuan Ungkap Kronologi yang Dialami Putri Candrawathi saat di Magelang, Ditemukan ART di Kamar Mandi

By Lina Sofia, Senin, 5 September 2022 | 05:05 WIB

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

GridPop.ID - Awal kasus pembunuhan Brigadir J mencuat, dilaporkan bahwa hal ini terjadi lantaran istri Ferdy SamboPutri Candrawathi mendapat kekerasan seksual dari ajudannya.

Namun, setelah penyidik melakukan pendalaman rupanya tidak ada kekerasan seksual di sana, sehingga penyelidikan terkait kasus pelecehan tersebut pun dihentikan.

Dilansir dari Tribunnews.com, Istri Ferdy SamboPutri Candrawathi (PC) telah menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Sudah diperiksa kepolisian, Putri Candrawathiistri Ferdy Sambo mengaku jadi korban pelecehan Brigadir J.

Kendati kasus pelecehan sudah ditutup, Putri Candrawathi rupanya masih ngotot dengan pengakuannya tersebut.

Arman menuturkan saat ditanyai penyidik, Putri Candrawathi secara konsisten mengaku sebagai korban tindakan asusila yang dilakukan Brigadir J.

"Ibu PC juga menjelaskan dalam pemeriksaan bahwa beliau adalah korban tindakan asusila atau kekerasan seksual dalam perkara ini. Itu dalam BAP disampaikan seperti itu," ujarnya. 

Berdasarkan keterangan yang disampaikan ke Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Putri mengaku pemerkosaan tersebut terjadi di rumahnya di Magelang, Jawa Tengah.

Dilansir dari Kompas.com, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengungkapkan, saat masih di Magelang, Putri sempat menghubungi Ferdy Sambo terkait tindakan kurang ajar dari Brigadir J.

“Tapi tidak detail, hanya menyampaikan bahwa ada perilaku tanda kutip ya kurang ajar dari J tapi detailnya nanti diceritakan di Jakarta,” kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi dalam program acara News Update Live Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Komunikasi itu dilakukan Putri setelah pemerkosaan di Magelang.

Saat itu, Putri juga meminta pulang kepada suaminya karena takut.

Baca Juga: Nilai Komnas Perempuan Berat Sebelah, Irma Hutabarat Singgung Privilage yang Didapat Putri Candrawathi: Bercanda Nggak Sih?

“Dan ia memang ketika telepon meminta izin kepada Sambo untuk terus pulang karena dia takut dan ‘Aku ingin pulang’. Kemudian oke segeralah pulang,” ucap Siti.

Menurut keterangan Putri, keluarganya sudah berada di Magelang sejak 2 Juli dan akan tinggal di sana hingga 11 Juli 2022.

Saat di Magelang, Ferdy Sambo dan Putri sempat merayakan hari ulang tahun pernikahannya serta mengantarkan anaknya ke sekolah di Magelang.

Pada 7 Juli 2022 pagi hari, Ferdy Sambo kembali ke Jakarta terlebih dahulu sementara Putri bersama sejumlah ajudan lain masih tinggal di Magelang.

Pada tanggal yang sama, Putri mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar karena dalam keadaan kurang sehat.

“Nah kekerasan seksualnya berbentuk perkosaan atau persetubuhan itu terjadi di sore hari,” ujar Siti.

Setelah kejadian perkosaan tersebut, asisten rumah tangga Putri yang bernama Susi menemukannya di depan pintu kamar mandi.

Kemudian, asisten rumah tangga lainnya, yakni Kuat Ma’ruf membantunya kembali ke kamar.

Saat itu, di dalam rumah tidak ada orang selain Brigadir J, Kuat, Susi, dan Putri.

Setelahnya, Putri menelepon Bharada E atau Richard Eliezer dan Bripka RR atau Ricky Rizal untuk segera pulang ke rumah Magelang.

Keesokannya harinya, pada tanggal 8 Juli 2022 pagi hari, Putri dan rombongan kembali ke Jakarta.

“Jadi di perjalanan itu tidak ada komunikasi atau apa pun antara J dengan Ibu P. Dan kemudian sampai di Jakarta itu diinformasikan ke Sambo. Dan Sambo di berbagai media disampaikan sangat marah dan memanggil para ajudannya,” ucap Siti.

Baca Juga: Ibarat Pincang, Irma Hutabarat Semprot Komnas Perempuan yang Terus Bela Putri Candrawathi tapi Abai Nasib Ibunda Brigadir J: Ada Nyawa yang Hilang!

Di sisi lain, Irma Hutabarat selaku aktivis perempuan menyoroti Komnas Perempuan yang selalu memfokuskan kondisi Putri Candrawathi.

"Kalau bicara kemanusiaan ada manusia yang ada nyawa hilang disitu. Kalau Komnas Perempuan mau membela hak perempuan, bicara dong tentang Ibunya Yosua. Kenapa harus bicara tentang Putri Candrawathi yang selalu dapat previlage," ujarnya.

Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi menjelaskan perempuan yang sedang menjalani fungsi maternitas, salah satunya mengasuh anak, dapat tidak ditahan sebelum persidangan.

Menurutnya tidak ditahannya Putri, setelah menjadi tersangka pembunuhan Brigadir Yoshua, sesuai hak asasi perempuan.

Namun Komnas perempuan menyebut, semestinya aturan ini berlaku untuk semua perempuan di Indonesia yang sedang berhadapan dengan hukum, tanpa kecuali.

Tetapi lemah dalam praktik pelaksanaannya.

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, mengatakan Putri Candrawathi merasa ketakutan dan malu setelah menjadi korban pelecehan seksual oleh ajudan suaminya.

Karena kejadian pelecehan seksual yang menimpanya itulah, ungkap Andy, Putri Candrawathi bahkan sampai menyalahkan dirinya sendiri.

Kepada Komnas Perempuan, Andy mengatakan, Putri Candrawathi menyampaikan ingin mati setelah kejadian pelecehan itu.

Tak hanya sekali, lanjut Andy, Putri Candrawathi menyampaikan lebih baik mati secara berulang kali.

"(Putri Candrawathi) menyalahkan diri sendiri sehingga merasa lebih baik mati. Ini disampaikan berkali-kali," kata Andy dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/9/2022) kemarin.

Andy menuturkan usia Putri Candrawathi yang tidak lagi muda hampir menyentuh 50 tahun dan memiliki anak perempuan juga menjadi penyebab yang bersangkutan ketakutan usai menerima perlakuan Brigadir J.

Karena merasa takut dan malu itulah, Andy mengatakan Putri Candrawathi memilih tidak langsung melapor setelah diduga menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual tersebut.

Baca Juga: Komnas HAM Ungkit Kembali Kasus Pelecehan Putri Candrawathi, Keluarga Tantang Minta Bukti hingga Singgung Soal Janji Istri Ferdy Sambo

GridPop.ID (*)