Namun, mungkin penyebab mimpi buruk yang paling banyak dipelajari adalah gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Mimpi buruk adalah keluhan umum di antara orang yang menderita PTSD dan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk diagnosis gangguan tersebut.
Sebuah studi dari University of Pittsburgh School of Medicine yang diterbitkan pada tahun 2009 menemukan bahwa 80 persen orang yang mengalami PTSD sering mengalami mimpi buruk.
Sebuah studi tahun 1998 yang menganalisis data dari National Vietnam Veterans Readjustment Study menemukan bahwa mimpi buruk dilaporkan oleh 52 persen veteran perang, tetapi hanya 3 persen oleh peserta sipil.
Tidak hanya mimpi buruk lebih sering terjadi pada penderita PTSD, mimpi buruk juga lebih sering terjadi, terkadang terjadi beberapa kali dalam seminggu.
Mimpi buruk pasca-trauma seringkali melibatkan unsur-unsur yang mirip dengan trauma itu sendiri.
Sekitar setengah dari orang yang mengalami mimpi buruk setelah peristiwa traumatis mengalami mimpi buruk yang mengulangi trauma tersebut.
Orang yang mengalami PTSD jauh lebih mungkin untuk mengulang trauma mereka dengan tepat.
Dalam mimpi buruk pasca-trauma, wilayah otak yang terlibat dalam perilaku ketakutan, termasuk amigdala, yakni struktur jauh di dalam otak yang bekerja untuk mengidentifikasi potensi ancaman, mungkin terlalu aktif atau terlalu sensitif.
Ahli menyebut mimpi buruk pasca-trauma mungkin tidak sepenuhnya berbeda dari kilas balik di siang hari dan kecemasan umum di siang hari yang dialami oleh orang yang mengalami mimpi buruk. GridPop.ID (*)
Sebagian artikel ditulis menggunakan chatgpt (AI)
Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele, Catat 6 Tips Mengatasi Mimpi Buruk yang Ganggu Tidur Malam Menurut Ahli