GridPop.ID - Karyawati ini menjadi sorotan setelah tega membunuh bayi dalam rahimnya.
Masih berusia 7 bulan, karyawati ini nekat keluarkan bayi dari rahimnya dengan menenggak obat penggugur kandungan.
Usut punya usut, karyawati ini malu karena hamil di luar nikah.
Kawasan Industri Batamindo di Kelurahan Muka Kuning, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, digegerkan dengan penemuan bayi di Dormitory Blok Q.
Bayi tersebut ditemukan di dalam lemari.
Dari informasi yang diperoleh TribunTrends, kejadian ini terungkap setelah seorang petugas keamanan mendengar suara tangisan bayi saat menjalankan tugasnya.
Petugas keamanan segera melaporkan temuannya kepada pelapor inisial JS (25).
JS kemudian mengumpulkan semua penghuni Dormitory untuk mencari tahu soal bayi tersebut.
Setelah penghuni Dormitory dikumpulkan, para penghuni mengungkapkan bahwa seorang perempuan, berinisial HS (21), telah melahirkan di dalam kamar mandi.
Bayi yang lahir masuk 7 bulan tersebut diketahui merupakan hasil hubungan gelap dengan pacarnya, sehingga saat kasus mencuat, Polisi juga memeriksa sang pacar.
Pacar HS yang turut dipanggil oleh kepolisian untuk dimintai keterangan dugaan keterlibatannya dalam perbuatan aborsi tersebut, datang penuhi panggilan polisi.
Kapolsek Sei Beduk, AKP Syarifuddin menyebut sang kekasih sudah datang dan memberikan keterangan terkait hubungannya dengan pelaku.
"Terhadap pacar atau kekasih HS masalah aborsi anak sudah di ambil keterangan tidak ada hubungannya dengan aborsi yang dilakukan oleh tersangka," ujar Kapolsek Sei Beduk, Minggu (10/12/2023).
Syarifuddin juga mengatakan bahwa HS tak pernah memberitahukan kehamilannya kepada sang pacar.
"Selama ini ia tidak mengetahui kalau pacarnya hamil, dan begitu juga kata tersangka (HS) bahwa HS tidak pernah memberitahukan tentang kehamilannya kepada pacarnya," ujar Syarifuddin, Minggu (10/12/2023).
Bayi yang lahir masuk 7 bulan tersebut diketahui merupakan hasil hubungan gelap dengan pacarnya, sehingga saat kasus mencuat, Polisi juga memeriksa sang pacar.
Pacar HS yang turut dipanggil oleh kepolisian untuk dimintai keterangan dugaan keterlibatannya dalam perbuatan aborsi tersebut, datang penuhi panggilan polisi.
Kapolsek Sei Beduk, AKP Syarifuddin menyebut sang kekasih sudah datang dan memberikan keterangan terkait hubungannya dengan pelaku.
"Terhadap pacar atau kekasih HS masalah aborsi anak sudah di ambil keterangan tidak ada hubungannya dengan aborsi yang dilakukan oleh tersangka," ujar Kapolsek Sei Beduk, Minggu (10/12/2023).
Syarifuddin juga mengatakan bahwa HS tak pernah memberitahukan kehamilannya kepada sang pacar.
"Selama ini ia tidak mengetahui kalau pacarnya hamil, dan begitu juga kata tersangka (HS) bahwa HS tidak pernah memberitahukan tentang kehamilannya kepada pacarnya," ujar Syarifuddin, Minggu (10/12/2023).
Kemudian, mengenai perkembangan kasus yang saat memasuki minggu ke-3, Polsek Sei Beduk tengah mengumpulkan keterangan dari pelaku, saksi, dan barang bukti.
Baca Juga: Aborsi Online Bikin Heboh, Cara Dokter Gadungan Pandu Korbannya Terkuak, Dinkes Soroti Hal Ini
"Proses hukum terus berjalan, saat ini sudah tahap pemberkasan," kata Syarifuddin.
Menunggu kelengkapan berkas perkara, dan jika sudah dinyatakan lengkap akan dilimpahkan ke kejaksaan negeri Batam untuk ditindaklanjuti.
Bahaya Aborsi Tanpa Pengawasan Medis
Aborsi, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan medis yang memadai atau di tempat yang tidak aman, dapat memiliki risiko dan bahaya serius bagi kesehatan perempuan.
Berikut adalah beberapa potensi bahaya aborsi:
1. Infeksi
Prosedur aborsi yang tidak steril atau dilakukan dengan peralatan yang tidak bersih dapat menyebabkan infeksi pada sistem reproduksi.
Infeksi ini dapat menyebar ke organ lain dan mengancam kesehatan secara keseluruhan.
2. Perdarahan Berlebihan
Aborsi yang tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan perdarahan berlebihan, yang dapat membahayakan nyawa perempuan.
Pendarahan yang berlebihan bisa terjadi saat atau setelah prosedur.
3. Cedera Organ
Kesalahan dalam melakukan aborsi dapat menyebabkan cedera pada organ-organ internal, seperti rahim atau serviks.
Ini dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan reproduksi perempuan.
4. Komplikasi Psikologis
Proses aborsi juga dapat berdampak pada kesehatan mental perempuan.
Beberapa perempuan mungkin mengalami perasaan bersalah, depresi, atau masalah psikologis lainnya setelah melakukan aborsi.
5. Kegagalan Prosedur
Terkadang, aborsi tidak berhasil sepenuhnya dan memerlukan prosedur tambahan.
Kegagalan ini dapat meninggalkan jaringan yang masih ada dalam rahim, menyebabkan infeksi atau masalah lainnya.
6. Gangguan Siklus Menstruasi
Aborsi dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormonal dan menyebabkan gangguan dalam siklus menstruasi perempuan.
7. Resiko terhadap Kehamilan Masa Depan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aborsi, terutama aborsi yang tidak aman, dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan di masa depan.
8. Resiko Kesehatan Mental
Beberapa perempuan mungkin mengalami dampak psikologis yang signifikan, seperti kecemasan atau trauma, setelah melakukan aborsi. GridPop.ID (*)