Find Us On Social Media :

Tega Cubit dan Tampar Bayinya, Pria di Batam Emosi karena sang Anak Selalu Menangis, Kini Diamankan Polisi

By Luvy Octaviani, Senin, 12 Februari 2024 | 16:13 WIB

ilustrasi bayi.

GridPop.ID - Kelakuan seorang pria di Batam ini sukses membuat emosi.

Pasalnya, dirinya tega menganiaya bayinya sendiri.

Pria ini berinisial AT (24) yang merupakan warga Sei Lekop Sagulung, Batam.

Sebelumnya, banyak yang menyebut jika korban meninggal dunia.

Hal tersebut langsung dibatah oleh Kapolsek Sagulung, Iptu Donal Tambunan.

“Korban tersebut masih bayi, berusia sekitar 50 hari. Saat ini bayi tersebut kondisinya sehat,” terang Iptu Donal Tambunan dikutip dari laman tribunbatam.id.

Diketahui, tersangka AT tinggal bersama dengan ibu korban RA di perumahan Kavling Bahagia Sei Lekop.

Jika terbukti unsur penganiayaan, pelaku akan dijerat pasal kekerasan terhadap anak.

Sementara melansir dari laman tribunnews.com, AT ditangkap Polisi, Minggu (11/2/24) setelah dilaporkan pihak keluarganya atas dugaan perbuatan penganiayaan terhadap seorang bayi berusia 50 hari.

Baca Juga: Tega Pukuli Bocah 7 Tahun, Ayah di Bogor Diamankan Polisi, Alasan Tega Lakukan Kekerasan Terungkap

Ironisnya, korban merupakan anak biologis dari pelaku yang saat itu terbawa emosi melihat sang bayi rewel menangis.

“Pelaku sudah kami amankan. Sedang diperiksa,” ujar Kapolsek Sagulung, Iptu Donal Tambunan, Minggu (11/2).

Pelaku, kata Donal sedang diperiksa penyidik begitu juga dengan ibu sang bayi.

Menurut Donal, persoalan tersebut merupakan permasalahan rumah tangga.

“Motifnya itu karena pelaku kesal, pengakuannya bayinya rewel menangis. Pelaku mencubit dan menampar pipi bayi tersebut. Tapi masih kita dalami,” ujar Kapolsek.

Pelaku Kekerasan Hampir Seluruhnya Orang Terdekat Korban

Anak seharusnya dilindungi oleh orang tua dan orang dewasa di sekitarnya.

Sayangnya, fakta menunjukkan jika tindak kekerasan malah kerap menimpa anak-anak.

Bentuk penganiayaan juga beragam, mulai dari psikis, fisik sampai yang berujung pada kematian.

Baca Juga: Tak Ada Tanda Kekerasan, Aldi Mahasiswa Medan yang Tewas di Bali Dinyatakan Bunuh Diri

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan jika pelaku kekerasan hampir seluruhnya merupakan orang terdekat anak.

Mulai dari bibi, paman, pengasuh dan paling banyak orang tua.

Felicia Navarez, pekerja sosial yang kerap menangani kasus ini di Texas mengatakan jika tindakan kekerasan yang dilakukan orang terdekat kerap membuat anak kebingungan.

"Orang yang seharusnya menyayangi dan melindungi malah melakukan kekerasan," ujarnya sebagaimana dilansir oleh kompas.com dari laman Share Care pada Rabu (17/03/2021).

Hal ini amat disayangkan karena dampaknya bisa dirasakan dalam jangka panjang.

Bukan hanya kesakitan secara fisik namun juga memberikan efek pada kesehatan mentalnya.

GridPop.ID (*)