GridPop.id - Polisi masih terus menyelidiki dalang kerusuhan 22 Mei 2019 di depan kantor Bawaslu, Jakarta.
Demo yang berujung kerusuhan itu mengakibatkan banyaknya kerugian masyarakat.
Bahkan, beberapa kantor terpaksa tutup dan aktifitas warga terganggu.
Indonesia Police Watch (IPW) mengungkap terdapat 6 dalang kerusuhan di aksi 21 - 22 Mei lalu.
Baca Juga: Jual Rumah 32 M, Muzdalifah Sudah Bagi-bagi Warisan! Suami Berondongnya Tak Dapat Bagian
Dari 6 dalang kerusuhan tersebut ternyata ada yang merupakan purnawirawan perwira tinggi.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menuturkan pihak kepolisian pasti sudah mengetahui siapa saja yang merupakan dalang kerusuhan tersebut.
IPW menyebut, tak hanya pihak kepolisian tetapi juga Menko Polhukam Wiranto yang telah mengatakan, dalang kerusuhan di Jakarta telah diketahui.
Namun, IPW enggan mengungkapkan identitas 6 dalang kerusuhan di aksi 22 Mei.
Untuk itu, IPW mendukung dan mendesak Polri bertindak cepat untuk menangkap dan menahan dalang kerusuhan itu.
"Tapi saya kira itu tugas Menkopolhukam dan polisi yang menjelaskan. Saya kira Pak Wiranto segera jelaskan," imbuh IPW dilansir dari kanal YouTube Metro Tv pada Senin (27/5).
Meski enggan mengungkapkan identitas 6 dalang kerusuhan, IPW mengaku memiliki sebuah keyakinan terkait sosok-sosok di balik kerusuhan tersebut.
Neta S Pane berkeyakinan, jika pihak kepolisian dan Menko Polhukam enggan mengumumkan sosok 6 dalang tersebut.
"Enggak mau atau tak berani?" tanya pembawa acara.
"Bisa dikatakan tak berani karena pihak yang dibelakangnya terlalu kuat," jelas Neta S Pane.
"Bahkan lebih kuat dari Menkopolhukam?" cecar pembawa acara.
"Menkopolhukam kan sudah pensiun. Jadi kalau kita lihat kerusuhan 22 Mei itu mau mencoba reuni atau nostalgia, menyalurkan hasrat antara peristiwa kerusuhan 1998. Tetapi untungnya saat 22 Mei malam itu sudah selesai," ungkap Neta S Pane.
Melansir TribunKaltim.com, berdasarkan informasi yang diperoleh IPW, ada enam orang dalang kerusuhan 22 Mei itu, yakni terdiri dari dua purnawirawan perwira tinggi, dua purnawirawan perwira menengah, satu tokoh preman, dan satu anak kiai ternama.
Kata Neta S Pane, untuk melancarkan aksinya keenam dalang ini menggunakan salah satu ormas kepemudaan, para preman Tanah Abang, santri muda, dan anak anak muda lainnya.
Mereka inilah yang memprovokasi massa demonstran pendukung capres 02 dari daerah hingga terlibat dalam kerusuhan dan bersikap anarkis terhadap aparat keamanan.
Wakil Ketua Umum PAN, Bara Hasibuan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas Aksi 22 Mei lalu yang berujung pada kerusuhan tersebut.
Bara juga meminta Polri untuk menangkap dan mengadili aktor intelektual di balik rusuhnya Aksi 22 Mei.
Baca Juga: Tabiatnya saat di Pesawat Bertarif Murah Terbongkar, Kaesang Pangarep Justru Beri Reaksi Menohok!
"Menkopolhukam dan Kapolri sudah mengatakan bahwa memang ada orang kuat yang mendesain kerusuhan tersebut yang mencoba untuk memanfaatkan demonstrasi damai untuk kepentingan politik mereka," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).
"Jadi saya menyerukan bukan hanya dilakukan tindakan hukum terhadap pelaku-pelaku di lapangan yang sudah ratusan orang ditahan tapi juga betul-betul orang-orang yang merupakan bagian dari elite yang mendesain ini semua dengan motif politiknya," imbuh Bara.
Menurutnya, tidak ada tempat bagi orang-orang yang ingin merusak demokrasi di Indonesia.
Legislator PAN itu meminta insiden rusuh Aksi 22 Mei menjadi pembelajaran agar tak terulang di kemudian hari.
"Jadi kita tidak bisa bernegosiasi dengan orang-orang ini karena sangat berbahaya dan mereka merupakan pengkhianat, menyebar teror untuk tujuan politiknya, karena jelas di sini ada tujuan politik," tegasnya
"Dan semua ini harus kita bongkar karena kita harus belajar banyak dari kejadian-kejadian minggu lalu jangan sampai strategi semacam ini diulang lagi," sambungnya.
Untuk itu, ia meminta pihak kepolisian menindak tegas para pelaku maupun otak di balik Aksi 22 Mei.
Ia mengatakan masyarakat mendukung penuh pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas insiden tersebut.
"Dan saya ingin mengatakan kepada Kepolisian dan Pemerintah bahwa kita semua publik berdiri di belakang polisi dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar siapapun yang bertanggung jawab, apakah mereka itu juga bagian dari elite politik karena yang mendanai itu juga bisa mempunyai patron politik," pungkasnya.
Baca Juga: Sebut Terdapat Guru Ngaji Libatkan Anak-anak Ikut Aksi 22 Mei, KPAI Beri Peringatan Tegas!
Source | : | Tribunjakarta.com,tribunkaltim.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Grid. |
Komentar