"Selama lima tahun saya tidak menonton film dewasa dari internet, tapi ketika saya kembali menontonnya, saya tahu saya punya masalah yang sangat dalam dan saya tidak bisa mengendalikannya."
Sementara itu, Jennie Ferrario dari Dewan Medis Umum mengatakan bahwa Profesor Davies telah menunjukkan wawasan dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki perilakunya.
Namun perilaku dia tidak akan menjadi subyek perbaikan cepat seperti yang ditunjukkan oleh fakta dalam kasus ini.
Ferrario mengatakan bahwa Davies telah mengakses pornografi selama beberapa tahun di saat dia bekerja.
Meski begitu perbuatannya tidak berpengaruh pada pekerjaannya sebagai dokter.
"Tidak ada risiko langsung kepada pasien, dia tidak punya kontak pasien sejak pensiun," kata Fiona Robertson, pengacara Davies.
Akan tetapi, tindakannya memang berada di bawah standar yang diharapkan publik dari seorang staf medis.
Dan pada akhirnya, dia mengakui bahwa kesehatannya untuk melakukan praktik dokter akibat kecanduannya itu terganggu.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar