GridPop.ID - Wabah virus corona ini menyerang hampir seluruh negara di dunia, termasuk Amerika Serikat.
Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang memiliki korban terbanyak akibat virus Covid-19.
Banyak sekali jumlah korban yang tak tertolong.
Banyaknya jumlah kematian di Amerika Serikat belakangan ini telah membuat petugas medis kuwalahan.
Seperti diketahui, negara pimpinan Donald Trump itu menjadi satu-satunya negara di dunia dengan kasus infeksi Covid-19 melebihi 500.000.
Hal itu tentu bukan kabar yang menyenangkan, mengingat pandemi ini masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal berhenti.
Kisah-kisah pilu mulai bermunculan di tengah wabah.
Sebuah kisah memilukan terjadi di New York, Amerika Serikat seorang istri simpan mayat suaminya yang meninggal dunia.
Mengutip Daily Mirror pada Minggu (19/4/20), wanita tersebut diminta oleh petugas untuk menunggu selama 3 hari sebelum jenazahnya diurus.
Menurut keterangan, suami dari wanita tersebut diindikasi meninggal akibat virus corona.
Wanita bernama Tami Treadwell, dari Harlem, New York mengatakan, dia tak ada pilihan lain selain mengawetkan mayat suaminya dengan es batu, setelah petugas meninggalkan mereka.
Menurut keterangan suaminya ditinggalkan oleh pekerja darurat setelah melakukan CPR.
Kemudian memaksa secara mati-matian untuk mencari seseorang yang mau mengambil mayat itu tetapi petugas tidak mendengarkannya.
Dia diberi tahu oleh kantor pemeriksaan medis kota bahwa butuh waktu tiga jam hingga tiga hari untuk mengurus mayat itu, lapor New York Post.
Treadwell, menganggap perlakukan ini sebagai hal yang tidak manusiawi.
Dia mengatakan, keluarganya sudah menelpon 20 rumah duka sebelumnya di Englewood, New Jersey.
Salah satunya setuju untuk mengurus jenazah ayah empat anak tersebut.
Namun petugas tidak bisa mengurusnya sampai rumah duka jadi dia harus menunggu.
"Walikota de Blasio kamu harus menunjuk seseorang untuk mengeluarkan mayat-mayat ini dari sini, orang-orang banyak yang meninggal di rumahnya," katanya.
Dia mengatakan kepda New York Post bahwa suaminya yang berusia 62 tahun meninggal pada Jumat (17/4) dengan suhu tinggi disertai flu selama 5 hari.
Seorang dokter memberi tahu Treadwell, bahwa suaminya harus tetap berada di rumah.
"Dia telah bekerja sepanjang waktu, sebagai pengirim barang. Bahkan dia tidak bisa tinggal di rumah karena kantor sangat membutuhkannya," katanya.
"Ini adalah hal terburuk yang pernah terjadi," tambahnya.
Polisi sempat datang ke apartemen Treadwell saat mendengar ada berita penembakan.
Namun, sampai di sana, mereka mendapati suami Treadwell yang justru meninggal dunia, namun tidak memiliki luka tembak sama sekali.
Pekerja darurat dipanggil untuk memeriksa keadaannya, namun setelah melakukan CPR mereka meninggalkannya.
Keluarga Treadwell juga menyangkal ada yang melaporkan terjadinya kasus penembakan, karena dia tidak tahu sama sekali.
Kemungkinan besar adalah suami Treadwell meninggal akibat Covid-19 karena dia memiliki gejala yang sangat mirip.
Hal ini menambah daftar panjang situasi di AS yang babak belur akibat wabah ini.
Sebelumnya dilaporkan, sebuah rumah sakit di Detroit AS juga kewalahan menangani mayat-mayat pasien Covid-19.
Akhirnya mereka membuat ruangan darurat di tempat parkir sebagai penampungan jenazah sebelum di makamkan.
Hingga saat ini AS memiliki jumlah kasus virus corona terkonfirmasi paling tinggi di seluruh dunia.
Totalnya mencapai, 738.830 kasus dan 39.014 orang meninggal dunia.
Sementara itu, New York adalah kota paling besar dengan jumlah korban mencapai 241.041 pasien terkonfirmasi, menjadikannya kota terparah di dunia saat ini.
(*)
Source | : | intisari |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar