GridPop.ID - Fenomena warga desa di Tuban yang ramai-ramai borong mobil baru membuat bos Pertamina khawatir.
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya bahkan sampai takut jika hal ini sampai terjadi.
Pasalnya, hingga kini setidaknya sudah ada 176 unit mobil baru yang dikirimkan ke rumah-rumah warga.
Melansir dari Kompas.com, fenomena ini sempat membuat ramai jagad maya melalui unggahan akun TikTok @rizkii.02 pada Minggu (14/02).
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto, membenarkan jika banyak truk trowing yang mengirimkan mobil pesanan warga.
"Benar terkait warga ramai-ramai beli mobil baru, kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya," katanya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Gihanto menjelaskan jika rata-rata warga mendapatkan ganti rugi atas pembebasan lahan GRR sebanyak Rp 8 miliar.
Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," ujarnya.
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jayapun mengaku prihatin dengan fenomena ini.
Kadek mengaku khawatir jika masyarakat yang kini jadi milyader itu mendadak jatuh miskin karena tidak bisa mengelola keuangan mereka.
"Kalau ini (terancam miskin) terjadi, saya yang salah, karena tidak mengawal dan mendampingi mereka," kata Kadek, seperti yang dikutip dari TribunWow.
Kadek menjelaskan, pihaknya akan melakukan riset sosial untuk memetakan kondisi warga di tiga desa tersebut.
Riset sosial itu akan dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga.
"Kita akan gandeng tim riset dari Lembaga Antropologi Untuk Riset dan Analisa dalam rangka membangun cetak biru CSR (corporate social responsibility) perusahaan berbasis kearifan lokal," ungkapnya.
Pihaknya juga ingin melibatkan warga dalam berbagai program padat karya.
Program itu merupakan salah satu upaya kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tengah masyarakat.
Sebelum melibatkan warga, Pertamina Rosneft akan memberikan pembinaan dan pelatihan.
Sehingga, masyarakat memiliki skil yang baik.
"Kita punya kewajiban untuk membantu warga dari ring satu, apalagi warga saat ini kan mulai susah karena Covid-19," jelasnya.
Masyarakat, khususnya yang tak memiliki lahan, bisa bergabung dalam program padat karya tersebut.
Sebab, masyarakat yang sebelumnya menggantungkan hidup dengan menggarap lahan orang lain kehilangan salah satu pemasukan mereka.
"Kalau punya lahan kan punya duit banyak nih, namun penggarapnya kan kasihan," jelasnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunWow |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar