Namun, selang beberapa lama bengkak di kakinya semakin membesar sehingga Okti memutuskan memeriksakan Nando ke rumah sakit.
"Awalnya saya pikir itu bengkak biasa. Tapi jalannya kok pincang. Ternyata baru bilang kalau habis jatuh saat bermain, makanya saya bawa ke tukang pijit tradisional. Tapi setelah dua bulan kemudian bengkaknya makin membesar maka saya periksakan ke RS Bhayangkara Semarang," ujar Okti saat dihubungi, Minggu (16/8/2020).
Saat diperiksa, dokter mengatakan bahwa kaki Nando hanya memar biasa lalu diberikan obat peredam memar.
Syok harus amputasi
Sejak saat itu, Okti berjuang agar anaknya sembuh. Namun, kenyataannya, setelah menjalani pengobatan kemoterapi, dokter mengetahui kanker tersebut telah menyerang paru-paru.
Lalu dokter menyarankan agar kaki kiri Nando diamputasi supaya kanker tersebut tidak menyebar.
"Mendengar hal itu, saya dan Nando kaget lalu menangis bersama," ucapnya.
Okti pun tak menyangka harus menerima kenyataan pahit tersebut.
"Orangtua mana yang mau melihat anaknya kehilangan kakinya," ungkapnya.
Setahun kemudian, akhirnya Nando merelakan untuk kakinya diamputasi.
Source | : | Kompas.com,Gridhealth |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar