GridPop.ID - Indonesia tengah berbahagia atas kemenangan Atlet ganda putri bulutangkis Apriyani Rahayu, yang memenangkan medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.
Diketahui, Apriyani adalah atlet bulu tangkis yang berasal dari dusun Lawulo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Bagi seorang atlet, meraih medali emas Olimpiade merupakan prestasi yang tertinggi yang bisa diberikan untuk negara.
Tak heran jika negara Indonesia memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi pahlawan olahraga tersebut.
Sudut pandang ini justru berbeda yang diberikan oleh sosok Denir, tante dari Apriyani Rahayu.
Dilansir dari Wartakota.com, baginya, kejuaraan yang paling berkesan yang ia banggakan dari Apriyani bukan hanya medali emas Olimpiade Tokyo 2020, melainkan kejuaraan dunia junior 2015 di Kota Lima, Peru.
Apriyani Rahayu saat itu bermain di nomor ganda campuran berpasangan dengan Fachryza Abimanyu yang menjadi unggulan kelima.
Apriyani/Fachryza masuk ke babak semifinal tapi kalah dari wakil China, He Ji Ting/Du Ye dua gim langsung 13-21, 10-21 dalam waktu 23 menit.
Apriyani akhirnya meraih medali perunggu di kejuaraan dunia junior di Kota Lima, Peru, saat itu pula ia kehilangan ibunya untuk selama-lamanya.
Denir mengisahkan Siti Djauhar ibu dari Apriyani Rahayu menghembuskan nafas terakhir saat anak bontotnya itu tengah menjalankan pertandingan.
Bahkan, menurut Denir, Apriyani sengaja tidak diberitahu langsung karena khawatir mengganggu konsentrasi saat pertandingannya.
"Saat itu saya kebetulan ada di kampung. Pas Apri tiba, dia sedihnya tak bisa diomongin. Pas dia tahu ibunya meninggal dan dia turun dari mobil langsung menangis ditengah keluarga besarnya," ujar Denir.
Bahkan Apriyani pun tidak sempat melihat ibunya untuk terakhir kalinya, karena saat Apriyani tiba, almarhum ibunya telah dimakamkan.
Kehilangan sosok ibu, Apriyani Rahayu tetap mampu bangkit, seakan membuat almarhum ibunya bangga.
Empat tahun berikutnya Apriyani yang turun di nomor ganda putri berhasil menjuarai India Open 2019 bersama Greysia Polii.
Di final Greysia/Apriyani mengalahkan pasangan Malaysia Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean dalam dua gim 21-11, 25-23 dalam waktu 51 menit di K.D. Jadhav Indoor, New Delhi, India.
Hal itu pula yang membuat Denir bangga, dimana Apriyani mampu bangkit dan membuktikan tekadnya tampil sebagai juara setelah empat tahun kehilangan sosok Ibunya.
Saat Olimpiade Tokyo 2020 kemarin, Apriyani dan pasangannya Greysia tampil enam kali dari fase grup hingga final.
Dilansir dari Kompas.com, Greysia/Apriyani sukses menyapu bersih kemenangan sehingga meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.
Medali emas diraih Greysia/Apriyani seusai menaklukkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) lewat dua gim langsung di partai final.
Pasangan nomor 6 dunia itu menang dengan skor 21-19 dan 21-15 dalam final yang dihelat di Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021) lalu.
Pencapaian ini menjadi sejarah untuk Indonesia. Greysia/Apriyani adalah ganda putri Tanah Air pertama yang berhasil menyabet emas pada ajang Olimpiade.
Tak heran mengapa Greysia/Apriyani dapat menjadi ganda putri terbaik di Tokyo 2020.
Pasalnya, mereka tampil begitu konsisten dan luar biasa baik dari penyerangan maupun pertahanan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Wartakota.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar