GridPop.ID - Vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk menanggulangi penyebarn virus corona atau covid-19.
Seluruh negara terdampak covid-19 pun terus melakukan vaksinasi untuk seluruh msyarakatnya.
Salah negara yang mengkebut vaksinasi adalah Inggris.
Namun, baru-baru ini Inggris mendadak tak merekomendasikan vaksin covid-19 disuntikkan pada anak usia 12-15 tahun.
Dilansir dari laman tribunstyle.com, komite Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) tidak merekomendasikan vaksinasi COVID-19 untuk anak berusia 12-15 tahun hanya berdasarkan pada kondisi kesehatan saja.
JCVI meminta pemerintah untuk meniliki isu-isu yang sedang berkembang termasuk pengaruh virus tersebut di sekolah.
Dikutip dari Sky News, empat kepala petugas medis di Inggris akan membahas lebih lanjut mengenai vaksinasi untuk anak-anak di usia 12-15 tahun sesuai arahan dari JCVI.
Mereka akan melibatkan tenaga ahli dan senior dari klinik serta kesehatan publik untuk merapatkan program vaksinasi dunia pada anak-anak yang harus dilanjutkan.
Sementara itu, mereka mengabarkan data terakhir terkait Covid-19 di Inggris ada sekira 42.076 kasus pada Jumat (3/9/2021) kemarin.
Jumlah tersebut adalah jumlah tertinggi di Inggris sejak lonjakan kasus pada Rabu (21/7/2021).
Agensi Produk Medis dan Kesehatan (MHRA) menyetujui vaksin Pfizer dan Moderna untuk anak usia 12-15 tahun.
Namun, syarat tersebut harus memenuhi standar keselamatan dan keefektifan saat proses vaksinasi.
Dikutip dari bbc.com, JCVI mengumumkan untuk meningkatkan peluncuran terbatas untuk anak-anak yang paling beresiko terhadap Covid-19 belum bisa dilakukan.
Mereka tidak merekomendasikan vaksin untuk anak usia 12-15 tahun.
Pada kelompok usia anak tersebut, ada beberapa syarat yang membuat mereka rentan terhadap virus tersebut.
Mereka yang memiliki kesehatan seperti kondisi jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan neurologi kronis harus mendapatkan penanganan khusus.
JCVI menyatakan Covid-19 memiliki efek yang sangat rentan untuk anak-anak usia 12-15 tahun sehingga vaksinasi tidak memberi efek yang signifikan pada anak-anak yang sehat.
"Pemerintah akan mempertimbangkan saran dari kepala petugas medis," kata Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid.
"Kami mengikuti saran dari JCVI tersebut untuk segera membuat keputusan," tambahnya.
Keputusan tersebut diperkirakan memakan waktu beberapa hari.
Salah satu anggota JCVI, Profesor Jeremy Brown, mengatakan pada Sky News dalam sebuah wawancara tentang vaksinasi anak tersebut masih dievaluasi.
"Saat ini kami masih mengevaluasi data," kata Brown.
"Belum ada bukti yang jelas bahwa vaksin di Inggris telah memudar kemanjurannya dalam mencegah infeksi parah."
"Yang paling penting adalah vaksin dirancang untuk mencegah," tambahnya.
Ia juga menjelaskan belum membuat keputusan tentang vaksin untuk anak-anak tersebut karena masih perlu adanya penelitian lebih lanjut.
Sementara itu, Javid menyusul dalam sebuah pernyataan tentang rasa terimakasihnya atas saran dari ahli JCVI.
"Anak berusia 12-15 tahun yang secara klinis rentan terhadap Covid-19," katanya.
"Hari ini kami anak memperluas penawaran tersebut pada mereka yang memiliki penyakit sel sabit atau diabetes tipe 1."
"Kami melakukannya untuk melindungi anak-anak yang lebih rentan," lanjutnya.
Javid menggandeng empat menteri kesehatan dari empat negara bagian untuk menulis surat kepada kepala petugas media untuk mempertimbangkan vaksinasi anak usia 12-15 tahun dari perspektif yang lebih luas.
Sekretaris kesehatan telah meminta NHS untuk melakukan persiapan meluncurkan vaksinasi kepada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun, jika itu direkomendasikan oleh kepala petugas medis terlepas dari saran JCVI.
"Jika kelompok anak usia 12-15 tahun ini ditawari vaksin, persetujuan orang tua atau pengasuh akan diminta, sama seperti program imunisasi sekolah lainnya," kata DHSC.
Vaksin Covid-19 Untuk Anak di Indonesia
Mengutip pemberitaan kompas.com, pemerintah Indonesia akan mulai melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak.
Hal ini menyusul diterbitkannya izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak.
“Belum (jadwal vaksinasinya). Masih dimatangkan teknis pelaksanaannya,” kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/6/2021).
Ia menambahkan, vaksinasi untuk anak-anak di Indonesia ditargetkan sebanyak 32,6 juta.
Sementara itu, nantinya pendaftaran dapat dilakukan melalui pedulilindungi.id atau secara langsung ke fasilitas kesehatan setempat.
“Iya, (pendaftaran vaksinasinya) sama (dengan yang saat ini berjalan),” tutur dia.
Jenis vaksin
Melansir Indonesia.go.id, BPOM memberikan izin vaksin Sinovac untuk anak-anak berusia 12-17 tahun di Indonesia.
Izin vaksinasi tersebut tertuang dalam Surat Pengajuan Nomor RG.01.02.322.06.21.00169/T tentang Hasil Evaluasi Khasiat dan Keamanan Komite Nasional Penilai Obat kepada Bio Farma tertanggal 27 Juni.
Dalam surat tersebut, BPOM merekomendasikan menerima usulan penggunaan vaksin corona untuk anak usia 12-17 tahun dengan dosis 600 SU/0,5 ML.
Terdapat beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menerima usulan penggunaan vaksin untuk golongan usia ini, yaitu:
- Pertama, profil imunogenisitas dan keamanan pada dosis medium (600 SU/05 mL) yang lebih baik dibanding dosis rendah (300 SU/0,5 mL).
- Kedua, dari data keamanan uji klinik fase I dan Fase II, profil AE sistemik berupa fever pada populasi 12-17 tahun yang tidak dilaporkan dibandingkan dengan usia 3-5 tahun dan 6-11 tahun.
- Ketiga, imunogenisitas dan keamanan pada populasi remaja 12-17 tahun diperkuat dengan data hasil uji klinik pada populasi dewasa karena maturasi sistem imun pada remaja sesuai dengan dewasa.
Kendati begitu, BPOM belum memberikan lampu hijau bagi penggunaan vaksin pada anak di bawah usia 12 tahun.
BPOM meminta agar pihak terkait melakukan uji klinik yang melibatkan jumlah subjek lebih banyak dan dilakukan secara bertahap atas kelompok anak berusia 6-11 tahun dan dilanjutkan terhadap anak berusia 3-5 tahun.
Keputusan tersebut dibuat karena BPOM melihat jumlah subjek pada populasi anak berusia kurang dari 12 tahun belum cukup untuk memastikan profil keamanan vaksin pada kelompok usia tersebut.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunstyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar