GridPop.ID - 2 santriwati di Banyumas bikin geger setelah ngaku diculik dan diperkosa.
Setelah diusut, ternyata pengakuan santriwati berinisal H (14) dan R (14) itu hanya drama belaka.
Dilansir dari Tribunnews.com, santriwati tersebut menarang cerita bohong lantaran hendak kabur dari pondok pesantren.
Ya, keduanya mengaku tak betah di sana.
Mereka berdua kompak bikin drama jadi korban penculikan dan pemerkosaan yang kemudian dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas.
Diakui bahwa aksi penculikan terjadi ketika keduanya sedang membeli jajan di belakang pondok pesantren yang berada di Kecamatan Kebasen.
Kabar tersebut lantas beredar luas hingga mencuat pula isu pemerkosaan terhadap keduanya.
Itu lah sebabnya orang tua para santriwati tersebut memutuskan untuk lapor polisi.
"Kedua orangtua korban sempat mengadukan ke Polsek Wangon mengenai kasus penculikan tersebut."
"Untuk mendalami pengakuan dari kedua santriwati tersebut, Kanit Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPA) melaksanakan konseling kepada kedua santriwati," ujar Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu didampingi Kasat Reskrim Kompol Berry, Rabu (26/1/2022).
Adapun Kanit PPA Sat Reskrim Polresta Banyumas, Ipda Metri Zul Utami mengungkap fakta yang kian memperkuat bahwa pengakuan dua gadis remaja itu hanya sandiwara semata.
"Dapat dipastikan, kabar penculikan dan pemerkosaan dua orang santriwati merupakan perkataan bohong," ujar Metri.
Benar saja, dua santriwati tersebut akhirnya mengaku hanya berbohong demi bisa kabur lantaran sudah tak betah berada di pesantren.
Dilansir dari Tribun Banyumas, keduanya diketahui mulai mondok pada 1 Juli 2021.
Dalam aksi itu, mereka kabur lewat pintu belakang pondok pesantren.
"Sudah dapat dipastikan bahwa mereka hanya mengarang cerita, motifnya tidak betah di ponpes," katanya.
Polres Banyumas kemudian menyerahkan permasalahan kedua santriwati ini kepada pihak keluarga.
Sebab, menimbang mereka berdua masih di bawah umur.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Banyumas |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar