GridPop.ID - Belakangan ini viral video pemukulan yang dilakukan oleh Faisal Marasabessy terhadap Justin Frederick.
Netizen pun dibuat kaget setelah mengetahui pemukulan ini dilakukan oleh anak Ali Fanser Marasabessy, Ketua Pejuang Bravo 5.
Sedangkan korbannya adalah anak anggota DPR RI Indah Kurniawati.
Kronologi
Aksi penganiayaan terhadap Justin terjadi di ruas jalan Tol Dalam Kota, dekat gerbang Tol Tebet arah Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (4/6/2022).
Motif pemukulan di jalanan ini karena pelaku marah.
"Pelaku emosi karena serempetan dengan mobil korban," terang kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, dikutip dari Fotokita.ID.
Saat berada di lokasi, pelaku yang mengendarai Nissan berpelat RFH kemudian melintas di lajur kiri dengan kecepatan tinggi.
Mobil pelaku itu lalu pindah lajur ke sebelah kanan hingga menyebabkan serempetan dengan kendaraan korban.
"Pindah lajur ke kanan dengan cara memotong dan cukup arogan. Akibat pemotongan ini mengakibatkan kendaraan korban terserempet oleh tersangka dan korban merasa diserempet sekitar 100 meter," ujar Zulpan.
Selain kena pukulan, korban juga kena sundul orang yang bersama pelaku, yakni Ketua Pemuda Pejuang Bravo 5, Ali Fanser Marasabessy.
"Salah satu pelaku (Ali Fanser Marasabessy) menyundulkan kepalanya ke arah muka korban dan mengakibatkan hidung korban keluar darah," kata Kombes Endra Zulpan.
9 Tahun Penjara
Faisal Marasabessy yang tertangkap kamera memukuli korban menjadi tersangka.
"Pasal yang disangkakan Pasal 351 KUHP atau Pasal 170 KUHP dengan pidana paling lama 9 tahun penjara," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.
Pejuang Bravo 5
Lantaran video pemukulan anak anggota DPR ini viral, banyak netizen yang penasaran mencari tahu ormas Pemuda Bravo 5 yang diketuai oleh Ali Fanser Marasabessy, pria berkumis tebal dengan kemeja batik yang terterekam kamera membiarkan anaknya menganiaya Justin.
Melansir dari Tribunnews.com, ormas Pejuang Bravo Lima mulanya bernama Bravo 5, kelompok purnawirawan TNI yang dibentuk untuk mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2014.
Sebelum menjadi ormas, Bravo 5 adalah tim sukarelawan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang terdiri atas para purnawirawan TNI.
Tim sukses Jokowi dalam pilpres 2019 itu didirikan oleh Luhut Binsar Panjatian yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Bravo 5 sebagian besar terdiri dari purnawirawan TNI lulusan Akademi Militer angkatan 1970 atau seangkatan dengan Luhut Binsar Panjaitan.
Fachrul Razi merupakan ketua umum, sedangkan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan adalah pendiri kelompok pemenangan di luar struktur TKN tersebut.
Tim ini terbentuk sejak 2013 untuk memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu 2014 dan berlanjut jadi pendukung kepada kepemimpinan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Fachrul Razi saat itu mengatakan Bravo 5 dibentuk untuk menepis persepsi bahwa seluruh purnawirawan TNI mendukung calon Presiden RI Prabowo Subianto.
Sejumlah purnawirawan TNI yang tergabung dalam relawan Bravo 5 adalah Kasum TNI Letjen (Purn) Suaidi Marasabessy, Letjen TNI (purn) Sumardi, Mayjen TNI (purn) Heriyono Harsoyo, Mayjen TNI (purn) Zainal Abidin, Mayjen TNI (purn) Heriyadi, Brigjen TNI (purn) Paulus Prananto dan mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (purn) Marsetio.
Setelah menjadi organisasi relawan, Bravo 5 kemudian menjadi suatu organisasi massa yang terbuka kepada setiap WNI.
Kepengurusannya berada di seluruh Tanah Air dan beberapa cabang di luar negeri.
Bravo Lima ini sendiri juga sempat dibekukan pada tahun 2014 lalu setelah berhasil mengantarkan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan Pilpres.
Menjelang Pilpres 2019, tim relawan ini dihidupkan lagi dengan dipimpin oleh Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI.
Nama kelompok itu diambil dari kata Bravo dan nomor 5 yang menunjukkan kediaman Luhut di Jalan Banyumas Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat.
Tim relawan itu kemudian vakum setelah pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan pilpres 2014. Mereka kembali aktif menjelang Pilpres 2019 dan dipimpin oleh Fachrul Razi.
Mereka juga memindahkan markas dari rumah Luhut ke Jalan Maluku Nomor 32, Menteng.
Tim relawan itu lantas diresmikan menjadi organisasi massa pada 1 Februari 2020 dan namanya diubah menjadi Pejuang Bravo Lima (PBL). Fachrul Razi terpilih menjabat sebagai Ketua Umum PBL, sementara Luhut sebagai Pembina.
Dalam pertemuannya dengan awak media, Fachrul Razi tak menampik terlibatnya Ketua Pemuda PBL Ali Fanser Marasabessy dalam penganiayaan yang baru-baru ini terjadi.
Fachrul mengatakan, dia sepenuhnya menyerahkan seluruh proses hukum kepada Polda Metro Jaya.
"Saya serahkan seluruh proses hukumnya kepada Polda Metro Jaya. Saya juga belum terima laporan duduk perkaranya bagaimana dari Polda," ucap Fachrul.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Fotokita.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar