GridPop.ID - Usai menjalankan sidang kode etik beberapa waktu lalu, Ferdy Sambo kini ditahan dan dipecat dari kepolisian.
Di satu sisi, Sambo meminta maaf dan mengaku menyesali perbuatannya, namun, di sisi lain ia mengajukan banding atas pemecatannya dari kepolisian.
Kendati mengajukan banding pemecatan merupakan hak setiap personel Polri, menurut peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) bidang kepolisian Bambang Rukminto menilai, sikap Sambo menjadi ambivalen.
Ini menunjukkan bahwa Sambo tak mengakui kesalahannya.
"Selain karena menggunakan hak bandingnya secara aturan, mengapa Sambo melakukan banding?" kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (29/8/2022).
"Bagi publik tentu dilihat sebagai bentuk tak mengakui kesalahan," tuturnya.
Menurut Bambang, naluri tak mengakui kesalahan bukan muncul tiba-tiba.
Baginya, ini terbentuk karena penyimpangan korsa.
Jabatan yang tinggi dan luasnya kewenangan Sambo di institusi Polri sangat mungkin memunculkan arogansi.
Hal yang hampir serupa juga pernah diungkap pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang membongkar perangai asli Ferdy Sambo saat menjabat masih berpangkat Kombes hingga Irjen.
Dilansir dari Tribunnews.com, Kamaruddin berani menyebut kalau Ferdy Sambo adalah peminum berat alkohol, dilansir Youtube Refly Harun.
"Sangat berbeda dengan krishna Murti atasannya dulu yang berprestasi karena mempopulerkan jargon turn back crime," kata Kamarudin.
Dilansir oleh Tribunnews.com dari Wartakota, Kamaruddin mengatakan saat menjabat Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo kerap arogan dan melakukan aksi koboi dengan main tembak sana sini.
Bahkan, sambil mabuk-mabukan saat memeriksa anggota Polri yang dinilai melakukan kesalahan atau pelanggaran.
"Ketika memeriksa polisi-polisi yang diduga melanggar, dia (Ferdy Sambo) sambil mabuk-mabukan, dia nembak sana, nembak sini,” ujar Kamaruddin Simanjuntak, dalam acara Catatan Demokrasi di YouTube TV One, Selasa (23/8/2022) malam.
Di ruangannya kata Kamaruddin, Irjen Ferdy Sambo mengoleksi berbagai minuman keras.
“Bahkan, di situ ada minuman keras, sejak dia (Ferdy Sambo) jadi Kaden hingga Jendral.
Kalau Kaden itu Kombes, di ruangannya itu berbagai macam koleksi minuman," kata Kamaruddin.
Kamaruddin menceritakan, ada temannya yang berprofesi sebagai kepala bank dan masuk ke ruangan Irjen Ferdy Sambo mengaku ketakutan dan sampai 'buang air kecil' di celana.
"Sebab di sana dia main tembak sana sini saat periksa anggota, sambil mabuk.
Kan bahaya ini, kalau kena orang bagaimana," kata Kamaruddin.
Saat ditanya bukti soal apa yang dikatakannya, Kamaruddin mengaku pernah melihat langsung dan sebagian lain dari informasi intelijennya.
"Informasi intelijen saya itu rata-rata 99 persen sempurna, atau dalam pengertian tidak meleset.
Contohnya saya katakan bahwa tanggal 11 Juli ada aliran dana dari rekening almarhum Brigadir J ke tersangka, ternyata memang benar kan dan diakui Kabareskrim serta Dirtipidum," ujarnya.
"Jadi bohong kalau dikatakan Mabes Polri tidak mengetahui itu. Suara letusannya aja ke mana-mana kok," kata Kamaruddin.
Bahkan kata Kamaruddin pernah ada Polwan berpangkat Kompol yang merupakan tetangga di kebunnya di Bogor ketakutan dan minta tolong kepadanya saat diperiksa Irjen Ferdy Sambo.
Saat itu, Kamaruddin mengaku sedang berada di Mabes Polri, mengurus kliennya.
"Polwan ini kanit di Polda, itu berarti Kompol ya.
Dia sampai menjerit-jerit minta tolong ke saya, ‘Bang selamatkan aku, selamatkan aku katanya’.
Kebetulan Polwan ini orang jawa, tapi suaminya pengacara suku batak dan rumahnya tetanggaan dengan kebun saya di Bogor," kata Kamaruddin.
Menurut Kamaruddin, Polwan tersebut ketakutan karena Ferdy Sambo sambil mabuk melakukan aksi koboinya dengan menembak ke sana kemari untuk menakuti.
"Kalau dia lagi mabuk, salah tembakkan bahaya," ujarnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar