GridPop.ID - Harga bahan bakar minyak (BBM) dari jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax naik.
Kenaikan harga BBM terjadi sejak Sabtu (3/9/2022).
Melansir Kompas.com, diketahui bahwa BBM jenis Pertamax kini dijual kisaran Rp 14.500-15.200 per liter.
Kemudian Pertalite dijual Rp 12.500 per liter.
Lalu Solar Rp 6.800 per liter.
Tentu saja hal itu memberikan dampak besar bagi pengeluaran sehari-hari.
Nal itu membuat kita harus pandai mengatur pengeluaran pasca harga BBM naik.
Berikut ini merupakan tips hidup dalam mengatur keuangan agar tetap aman setelah harga BBM naik yang dilansir dari Wartakotalive.com.
Tips ini disampaikan oleh Perencana Keuangan, Safir Senduk.
1. Mengurangi Pengeluaran
Safir menyebutkan bahwa ada tiga jenis pengeluaran.
Pertama, pengeluaran yang frekuensinya banyak tapi dengan nominal kecil, contohnya membayar parkir.
“Parkir itu kan sering ya keluarnya, tapi nominalnya kecil-kecil,” ujarnya.
Jenis pengeluaran kedua yakni pengeluaran yang frekuensinya jarang dilakukan, namun jika sekali dilakukan dalam jumlah besar.
“Contohnya mentraktir makan keluarga sebulan sekali atau beli gadget setahun sekali,” ungkap Safir.
Ketiga adalah jenis pengeluaran yang tidak selalu sering frekuensi pembayarannya, namun nominalnya juga tidak terlalu besar.
“Tipsnya adalah kalau mau mengurangi pengeluaran, fokuslah mengurangi pengeluaran pada pos kedua.
Jadi yang pengeluarannya jarang tapi nominalnya besar, atau jika nggak mau hilangin traktir makan, kita bisa ubah kalau dulu ditempat yang biasanya agak mahal sekarang ke tempat yang lebih terjangkau,” ujar Safir.
“Atau pembelian gadget yang biasanya harus nomor satu, sekarang harus yang tengah-tengah yang penting fungsinya tercapai.
Itu tips gimana caranaya menekan pengeluaran dalam jangka pendek,” tambahnya.
2. Memiliki Penghasilan Tambahan
Safir menyarankan agar masyarakat memiliki penghasilan tambahan.
Ada banyak cara bagi masyarakat untuk meningkatkan penghasilan, salah satunya dengan bekerja di sektor non formil.
“Menurut saya Indonesia sebagai negara berkembang itu sektor non formilnya besar.
Sektor non formil adalah dimana kita nggak perlu lapor untuk kita berprofesi dibidang itu, ibaratnya parkirin mobil bisa dapat penghasilan, jadi mau ngapain aja bisa dapat duitnya.
Sementara di negara maju seperti halnya Singapura kamu coba parkirin mobil tentunya akan ditanyakan kamu kerja apa? sudah lapor belum?,” sebut Safir.
Ia menilai jika mencari penghasilan tambahan di sektor non formil di Indonesia lebih mudah.
Baca Juga: Harga Sembako Cabai Merah Naik Bukan karena Harga BBM? Kini Jadi Rp 65 Ribu per Kilo
Asalkan masyarakat tetap kreatif dan mau berusaha.
“Kita lebih mudah untuk dapat penghasilan tambahan asalkan kita mau kreatif dan mau berusaha," pungkas Safir.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Wartakotalive.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar