Pertama, faktor genetik. Gangguan depresi secara moderat ditentukan oleh faktor genetis.
Kedua, faktor neurotransmitter. Beberapa neurotransmitter yang berperan dalam gangguan suasana hati di antaranya norepinephrine, dopamine, dan serotonin.
Gangguan suasana hati tidak hanya secara sederhana disebabkan oleh kurang atau lebihnya neurotransmitter tersebut.
Studi yang dilakukan oleh Kring & Johnson (2017) juga menunjukkan gangguan suasana hati berhubungan pula dengan perubahan pada reseptor dalam merespon neurotransmitter.
Faktor ketiga adalah faktor sosial di antaranya kesulitan masa kanak-kanak, kejadian hidup negatif, kurangnya dukungan sosial, dan kritik keluarga.
Keempat adalah faktor psikologis yang berperan dalam gangguan depresi diantaranya trait kepribadian neuroticism dan kepercayaan serta pikiran negatif.
“Berdasarkan panduan intervensi psikologis berbasis bukti yang dikembangkan oleh The Australian Psychological Society (2018), pada orang dewasa, penanganan depresi dengan bukti penelitian yang paling kuat adalah melalui pendekatan Cognitive-Behavioral Therapy (CBT), terapi interpersonal, terapi kognitif berbabasis mindfulness, dan psikoedukasi,” papar Wirda.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunKesehatan |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar