GridPop.ID - Trend makan tahu panas dengan bubuk cabai sedang viral di TikTok belakangan ini.
Seseorang yang mengikuti trend ini harus makn tahun yang baru selesai digoreng dalam kondisi masih panas.
Sayangnya dibalik trend viral tersebut, ada bahaya yang mengancam kesehatan.
Dikutip dari laman UW Medicine via Kompas TV, berikut bahaya dan resiko memakan makanan panas-panas.
Mengonsumsi makanan panas termasuk tahu bisa membuat bibir melepuh dan lidah terbakar.
Hal tersebut juga dapat memicu sariawan dan rasa tidak nyaman di lidah.
Dikutip dari laman Babylon Dental Care, panas dari makanan dan minuman dapat melemahkan enamel gigi. Enamel gigi merupakan lapisan pelindung luar gigi.
Saat enamel gigi rusak, maka gigi menjadi lebih rentan terhadap lubang dan pembusukan.
Mengkonsumsi makanan atau minuman panas-panas dapat meningkatkan resiko kanker esofagus. Mengkonsumsi makanan atau minuman panas-panas berkali-kali dapat menyebabkan cedera termal pada tenggorokan dan kerongkongan.
Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan sel kanker. Penelitian International Journal of Cancer menemukan makanan dan minuman dengan suhu tinggi berhubungan positif dengan kejadian karsinoma sel skuamosa esofagus di China Barat Laut.
Menurut World Cancer Research Fund International, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas dapat menyebabkan iritasi kronis pada esofagus. Kemudian, berujung pada kanker esofagus.
Bahaya konsumsi makanan yang disiram minyak panas
Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo mengatakan, makanan yang dimasak menggunakan minyak panas sebenarnya boleh untuk dikonsumsi.
"Aman (dikonsumsi)," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/10/2023).
Kendati demikian, penambahan minyak yang terlalu banyak pada makanan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Berikut bahaya mengonsumsi minyak berlebih menurut Tito:
1. Kadungan lemak dan kalori di minyak
"Dalam 3 sendok makan (30 ml) minyak kelapa sawit mengandung 240 kalori, sedangkan dalam 1 porsi (100 gram) nasi mengandung 180 kalori," terang Toto.
2. Memicu risiko penyakit
Dalam jangka panjang, konsumsi makanan dengan kandungan minyak yang tinggi dapat memicu sederet penyakit dislipidemia atau kolesterol, kondisi ketika kadar kolesterol, yaitu LDL, HDL, dan trigliserida di atas normal.
"Dislipidemia meningkatkan kemungkinan penyumbatan arteri (aterosklerosis) dan serangan jantung, stroke, atau masalah sirkulasi darah lainnya. Lalu penyakit kanker dan menimbulkan risiko diabetes tipe 2," papar Toto.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,KompasTV |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar