GridPop.ID - Baru-baru ini kejadian nahas yang terjadi pada rombongan siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta ramai menjadi sorotan publik.
Rombongan siswa yang berjumlah ratusan itu dikabarkan sedang menjalani kegiatan pramuka berupa susur sungai.
Sayangnya, kegiatan siswa tersebut justru memakan korban dan beberapa diantaranya masih belum ditemukan.
Sebanyak tujuh siswa SMPN 1 Turi meninggal dunia dalam kegiatan susur Sungai Sempor, Sleman, Yogyakarta.
Dalam peristiwa tersebut total siswa ada 249 siswa yang mengikuti kegiatan susur Sungai Sempor.
Jumlah itu terdiri dari kelas 7 sebanyak 124 siswa, dan kelas 8 sebanyak 125 siswa.
Dari total itu, sebanyak 216 siswa ditemukan selamat, sementara 23 siswa lainnya mengalami luka-luka, meninggal dunia tujuh siswa dan yang belum ditemukan tiga siswa.
Dilansir dari Kompas.com, tujuh siswa yang tewas terbawa arus, pada Jumat (21/2/2020) sore semuanya sudah teridentifikasi.
"Semua korban meninggal dunia sudah teridentifikasi, dan telah diserahkan kepada pihak keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Sabtu (22/2/2020) dikutip dari Antara.
Ketujuh korban yakni, Sovie Aulia, dari Sumberejo, Tempel, Sleman, Arisma dari Ngentak Tepan Bangunkerto Turi, Sleman, Nur Azizah dari Kembangarum Donokerto, Turi, Sleman.
Kemudian, Latifa dari Kembang Arum Donokerto, Turi, Sleman, Khoirunisa dari Karanggawang Girikerto, Turi, Evita Putri Larasati, 7A Soprayan, Girikerto, Turi, dan Faneza Dida dari Girikerto,Turi, Sleman.
"Sedangkan siswa yang masih dalam pencarian ada tiga anak, yakni Yasinta Bunga, Zahra Imelda dan Nadine Fadilah," katanya.
Ia mengatakan, Tim SAR Gabungan masih melanjutkan melakukan pencarian di enam titik pantau.
Proses pencarian siswa SMPN 1 Turi korban terseret arus banjir Sungai Sempor, Sleman.
Sedangkan korban luka-luka rawat inap dua siswa di Puskesmas Turi dan 21 rawat jalan.
Sambungnya, dalam peristiwa tersebut total siswa ada 249 siswa, yang terdiri kelas 7 sebanyak 124 siswa, dan kelas 8 sebanyak 125 siswa.
"Terkonfirmasi selamat 216 siswa, terkonfirmasi luka-luka 23 siswa meninggal dunia tujuh siswa dan yang belum ditemukan tiga siswa," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, para siswa SMP Negeri 1 Turi sedang mengikuti kegiatan Pramuka.
"Kegiatan pramuka SMP Negeri Turi, susur Sungai Sempor," ucapnya.
Dijelaskannya, pada saat turun susur sungai di lokasi tidak hujan. Namun untuk kondisi di hulu terjadi hujan.
"Saat ini sedang proses evakuasi dan pendataan. Tim SAR menyisir Sungai Sempor," ujarnya.
Kepala Sekolah Sleman Diberi Arahan
Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Dwi Narni, mengatakan, setelah terjadinya insiden siswa-siswi SMPN 1 Turi yang terseret arus sungai, pihaknya langsung mengumpulkan semua kepala sekolah yang berada di Sleman.
Tujuannya tak lain untuk diberikan imbauan tentang upaya preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Tentu aktivitas-aktivitas di luar sekolah yang berisiko seperti itu diharapkan untuk dihindari.
"Hari ini (Sabtu), kami akan kumpulkan kepala sekolah dan pengawas sekolah. Ini untuk memberikan imbauan sebagai langkah pencegahan,” kata Narni.
Narni menyayangkan terjadinya insiden siswa-siswi yang terseret arus air sungai tersebut.
Menurut dia, pembina seharusnya sudah bisa memperkirakan kondisi cuaca buruk yang sedang terjadi di DIY dan sekitarnya beberapa hari belakangan.
Kegiatan susur sungai hendaknya diadakan di musim kemarau.
Kemudian, orangtua dari siswa maupun siswi yang belum ditemukan, saat ini, tengah diberikan pendampingan psikologis.
Fokus utamanya adalah menemukan korban-korban yang masih hilang.
Setelah semua selesai, pihaknya akan menelusuri lebih lanjut tentang detil dari peristiwa tersebut.
Susur Sungai Tidak untuk Anak dan Remaja
Dosen Sumber Daya Air dan Sungai Fakutas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono menegaskan, kegiatan susur sungai tidak diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja.
Hal tersebut sekaligus menanggapi peristiwa hanyutnya ratusan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman yang terbawa arus sungai saat melakukan susur sungai, Jumat (21/2/2020) sore.
"Idealnya susur sungai dilakukan oleh orang-orang dewasa, anak dan remaja tidak boleh susur sungai," kata Agus saat dihubungi oleh Kompas.com.
Orang dewasa yang dimaksud adalah mereka yang telah memiliki keterampilan.
"Seperti TNI, Mapala, komunitas sungai, mereka-mereka yang telah terbiasa," ucap dia.
Sementara dalam kasus hanyutnya siswa-siswa SMPN 1 Turi, beberapa di antara korban selamat mengaku belum pernah menyusuri sungai sebelumnya.
"Ini merupakan pengalaman pertama saya seperti ini.Saya luka beberapa di kaki karena terkena batu," kata Salma, siswa kelas 7 SMPN 1 Turi.
Susur sungai termasuk dalam kegiatan pengenalan sungai.
Menurut Agus, bukan hanya menengok kondisi sungai, susur sungai dapat disertai kegiatan lain, seperti pembersihan sungai.
Selain itu, susur sungai menjadi salah satu upaya mengenali potensi sungai.
Kendati demikian, dalam susur sungai bukan berarti mereka harus masuk ke dalam aliran sungai, terlebih bagi anak-anak dan remaja.
"Bagi anak dan remaja, susur sungai bisa dilakukan di luar (aliran) sungai, tidak jalan-jalan di dalam (aliran) sungai," kata Agus.
Sebab, lanjutnya, kegiatan ini berisiko tinggi dan hanya diperkenankan dilakukan orang yang terlatih dan terbiasa.
Agus menambahkan, dalam prosedur yang benar, susur sungai harus memperhatikan kondisi cuaca.
Ditegaskannya, kegiatan susur sungai tidak diperkenankan dilakukan saat musim hujan. Sebab, saat hujan terjadi fenomena alam seperti banjir tidak bisa diprediksi.
"Banjir bandang tidak bisa diduga, debit air bisa tiba-tiba meningkat" kata dia.
Sebenarnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan bahwa wilayah Sleman dan sekitarnya turun hujan sedang hingga lebat saat peristiwa terjadi.
BPBD DIY pun menyatakan, peringatan sudah disebar.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana memaparkan, saat susur sungai berlangsung tiba-tiba aliran air dari hulu membesar dan menghanyutkan siswa.
Kemunculan aliran tersebut diperkirakan akibat hujan di hulu Sungai Sempor.
Sekitar 250 siswa yang mengikuti kegiatan pramuka berupa susur sungai di lokasi tersebut pun hanyut.(*)