Find Us On Social Media :

Amerika Serikat Alami Krisis Ekonomi Akibat Virus Corona, Indonesia Malah Bak Ditiup Angin Segar, Begini Dampaknya Bagi Rupiah Terhadap Obligasi yang Diciptakan Negeri Paman Sam

By Septiana Risti Hapsari, Jumat, 8 Mei 2020 | 03:15 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

GridPop.ID - Seluruh dunia kini tengah dibuat kalang kabut dengan adanya virus corona.

Tak ada negara yang bisa lolos dari serangan virus Covid-19 ini.

Bahkan negara adikuasa, Amerika Serikat sekalipun.

Baca Juga: Gantikan China, Amerika Serikat Jadi Negara yang Paling Parah Terinfeksi Covid-19 hingga Bikin Pemerintah Kalang Kabut, Masyarakatnya Malah Kompak Minta Lockdown Segera Dihentikan, Ada Apa?

Virus yang digadang-gadang berasal dari Wuhan, China ini memberikan efek yang luar biasa bagi dunia.

Semua sektor di seluruh dunia melemah termasuk dengan sektor ekonomi.

Bahkan bisa dibilang, sektor ekonomi seluruh negara di dunia mengalami krisis besar-besaran.

Baca Juga: Amerika Serikat Jadi Negara yang Miliki Kasus Virus Corona Terparah Sudah Mulai Buka Lockdown Secara Bertahap, Benarkah Pandemi Global Covid-19 Ini Akan Segera Berakhir?

Amerika Serikat sekalipun juga terdampak krisis ekonomi karena pandemi global ini.

Mengutip dari Kontan.ID, Amerika Serikat (AS) berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 3 triliun atau senilai Rp 45.300 Triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan AS tersebut akan memberi dampak pada Indonesia.

Baca Juga: Berhasil Kabur dari Polisi, Youtuber Ferdian Paleka Pelaku Aksi Prank Bagi-bagi Kardus Sembako Berisi Sampah dan Batu Ditetapan Jadi Buronan dan Masuk dalam DPO

"Dampaknya memang ada dua, ke pasar obligasi dan ke nilai tukar rupiah kita," terang Perry, Rabu (6/5) via video conference.

Bila AS kembali menerbitkan obligasi senilai US$ 3 triliun, berarti suplai US Treasury akan meningkat sehingga likuiditasnya pun akan meningkat.

Ini bisa berpotensi meningkatkan suku bunga US Treasury.

Baca Juga: Meragu Soal Akhir Pandemi Covid-19, Jokowi Khawatirkan Gelombang Kedua Pasca Laporan 89.000 Migran yang Pulang ke Tanah Air: Pengawasan Harus Dilakukan Secara Baik!

Meski begitu, Perry melihat bahwa peningkatan suku bunga tersebut tidak akan terlalu tinggi, sehingga membuat Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia masih akan tetap dilirik oleh investor global.

"Memang suku bunga akan naik, tapi nggak terlalu tinggi. Kalau lihat yield, SBN kita yang bunganya 7,9% - 8,08%. Perbedaan suku bunganya masih tinggi sehingga masih menarik investor global untuk membeli SBN kita," tambah Perry.

Baca Juga: Berhasil Sembuh dari Corona, Kisah Menggetarkan Hati Pasien Ini Bisa Jadi Pelajaran Penting, Terungkap Kunci Utama Melawan Covid-19: Pasti Akan Pulih, Aku Percaya

Ia menambahkan, penerbitan obligasi ini berpotensi membuat dollar AS melemah.

Dengan pelemahan dollar AS dan masih adanya prospek inflow ke SBN Indonesia, maka ini menjadi peluang emas bagi penguatan nilai tukar rupiah ke depan.

"Jadi kekuatan dollar berkurang dan inflow ke Indonesia masih tinggi. Jadi masih ada ruang penguatan rupiah. Itu pengaruhnya," imbuh Perry.

Baca Juga: Beri Kabar Kurang Menyenangkan hingga Ucapkan Minta Maaf Soal Pencairan Dana THR PNS, Sri Mulyani: Maaf Tidak Sebesar Tahun Lalu

(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.ID dengan judul: AS akan terbitkan obligasi hingga US$ 3 triliun, bagaimana dampaknya ke Indonesia?