Ketika itu, Yoon juga memiliki penyakit polio yang menyebabkan kakinya pincang.
Sementara Yoon mengaku dirinya sempat diborgol di kamar selama tiga hari, tidak diizinkan tidur, dan hampir tidak diberi makan selama introgasi berlangsung.
Pada Juli 2020, Kepala Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi, Nambu, Bae Yong-ju mengakui bahwa selama penyelidikan awal di tahun 1989, polisi menyerang Yoon dan memaksanya membuat pengakuan palsu.
Ia pun bersujud dan meminta maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas kesalahan ini, termasuk pada Yoon dan seluruh keluarga korban.
"Kami sangat berharap hasil persidangan ulang kasus ini akan sedikit menghibur dan membantu pemulihan kehormatan terdakwa," kata Bae.
Setelah lebih dari 30 tahun kejadian berlalu, Yoon pun bisa menjalani hidupnya dengan lebih tenang.
"Saya lega keputusan terakhir menyebut saya tidak bersalah. Saya bisa menurunkan beban berat yang telah saya pikul selama 30 tahun ini dan beristirahat," sebut Yoon setelah mendengar hasil persidangan.
Atas ketidakadilan yang telah diterimanya selama puluhan tahun ini, salah satu pengacara Yoon menyebut dirinya bisa meminta kompensasi atas kerugian fisik, mental, dan sosial yang sudah diterimanya.
Namun Yoon menyebut tidak ada besaran uang yang sebanding untuk menggantikan apa yang telah ia lalui dan keluarga besarnya terima.
Tersangka sebenarnya
Dari hasil penyelidikan, tersangka dari pembunuhan gadis 13 tahun dan 9 orang lainnya di Hwaseong adalah Lee Chun-jae. Fakta ini terungkap pada September 2020.
Pengakuan itu disampaikan oleh Lee pada bulan November, setelah diwawancara sebanyak 52 kali selama 7 bulan oleh pihak kepolisian.