Find Us On Social Media :

Tuding Rumah Sakit 'Mengcovidkan' Mertua yang Wafat, Oknum Brimob Ini Nekat Rusak Fasilitas RS, Begini Nasibnya Usai Ngamuk Bawa Senjata

By Luvy Octaviani, Selasa, 17 Agustus 2021 | 11:03 WIB

Ilustrasi senjata api

GridPop.ID - Indonesia menjadi salah satu negara yang masih terus memerangi Virus Corona atau Covid-19 hingga saat ini.Baru-baru ini, oknum brimob mengamuk usai mertua meninggal dinyatakan positif Covid-19.Bahkan oknum brimob itu tak segan merusak fasilitas Rumah Sakit usia menuding RS 'mengcovidkan' sang mertua.Dikutip dari pemberitaan tribunwow, kejadian ini terjadi di RSUD Nunukan, Kalimantan Utara.Peristiwa tersebut terjad lantaran pelaku tak terima mertuanya dinyatakan meninggal dunia dengan status positif Covid-19.Bahkan, anggota Brimob tersebut melakukan perusakan pada fasilitas rumah sakit.Akibatnya, salah satu pintu kaca rumah sakit pecah karena ditendang.

Insiden itu terjadi pada hari Minggu (15/8/2021) sekira pukul 21.00 Wita.

Baca Juga: 4 Bulan Lalu Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Gelar Pernikahan Megah di Tengah Situasi Pandemi, Terungkap Segini Biaya yang Digelontorkan

Dikutip dari kompas.com, Humas RSUD nunukan, Khairil membenarkan adanya kejadian tersebut.Khairi mengatakan, anggota Brimob itu merasa yakin bahwa mertuanya yang berusia yang berinisial B (51) meninggal bukan karena Covid, melainkan karena serangan jantung.Oleh sebab itu, ia tak terima dan ngamuk di tempat kejadian.Bawa Senjata saat Masuk ICUKhairil menjelaskan bahwa oknum tersebut sempat marah-marah dan memaksa masuk ruang ICU pasien Covid-19.Oknum Brimob tersebut bahkan berteriak-teriak menanyakan nama dokter yang bertanggungjawab atas para pasien."Oknum aparat tersebut tidak mendapat jawaban dari para perawat karena kondisi pasien ada yang butuh penanganan serius," ujar Khairil dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (16/8/2021).Saat masuk ke ICU, anggota Brimob tersebut membawa senjata laras panjang yang diselempangkan di bahu.Hal itu sontak juga membuat banyak pasien terganggu dan sejumlah perawat yang berjaga menjadi panik.

Baca Juga: Hari Ini Masyarakat Indonesia Rayakan Hari Kemerdekaan, Berikut 6 Cara Sambut 17 Agustus di Tengah Pandemi Covid-19

Para perawat kemudian meminta pertolongan kepada para petugas jaga sehingga oknum tersebut bisa dibawa keluar.Saat itu, pengamanan RS dibantu oleh aparat dari Kodim 0911/NUnukan."Pengamanan di RSUD kita dibantu juga dengan aparat dari Kodim 0911/Nunukan. Oknum itu diamankan dan dibawa keluar dari RSUD,"lanjutnya.Saat digelandang keluar oleh anggota TNI, oknum Brimob tersebut masih sempat menendang pintu kaca sampai pecah.Bantahan Rumah SakitMenanggapi tuduhan 'mengcovidkan' pasien, RS membantah memberikan bantahan.Khairil lantas menjelaskan secara runut terkait status pasien.Pihak RS tak membenarkan bahwa pasien memang menderita penyakit jantung hingga diabetes.Namun, hasl lab menunjukkan bahwa pasien juga tertular Covid-19."Semua yang kami umumkan terkait kondisi pasien adalah hasil laboratorium PCR," tegas Khairil."Pasien sudah masuk RSUD pada 7 Juli 2021. Pasien menderita sakit jantung, paru paru, dan diabetes mellitus."

Baca Juga: Mengapa Harga Tes PCR Melambung Tinggi Sejak Awal Pandemi? Terungkap Alasan Akhirnya Baru Kini Bisa Diturunkan, Ini Kata Kemenkes

"Pada 14 Agustus, atau sepekan kemudian, kita swab PCR dan hasilnya positif.""Tanggal 15 Agustus sekitar pukul 21.00 Wita, pasien meninggal dunia karena kondisinya lumayan parah, terlebih pasien memiliki komorbid,"jelasnya.Pihak RSUD Nunukan kemudian memberikan rekomendasi jenazah tersebut boleh diurus keluarga dan dimakamkan di pemakaman umum.Namun, pemulasaraan tetap harus sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19."Kami berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan BPBD. Mereka mengizinkan pasien dikebumikan tapi tetap mengacu protokol kesehatan. Pemakaman diawasi oleh Satgas dan BPBD,"kata Khairil.Akan Dapat SanksiKapolres Nunukan, AKBP Syaiful Anwar tidak membantah bahwa ada knum aparat tersebut berasal dari Satuan Brimob yang ngamuk di rumah sakit.Oknum tersebut kini tengah mendapatkan penanganan internal"Hal itu sedang dalam penanganan Propam," kata AKBP Syaiful Anwar dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (16/8/2021).Syaiful menjelaskan, kejadian tersebut dipicu emosi yang berlebihan karena pihak pelaku dan keluarga meyakini meyakini bahwa pasien tidak meninggal akibat Covid-19.

Baca Juga: 2 Sopir Ambulans Nyaris Temui Ajal Saat Hendak Jemput Pasien Isoman, Massa Mengamuk hingga Ayunkan Celurit Serta Bawa Bensin, Begini Kondisi Korban

Terkait adanya senjata laras panjang yang dibawa oknum tersebut saat memaksa masuk ruang ICU RSUD, dijelaskan personel tersebut baru kembali dari tugas pengamanan di lokasi konflik perusahaan perkebunan kelapa sawit.Sehingga senjata yang dibawanya belum sempat digudangkan."Yang jelas bagi yang bersangkutan pasti ada sanksi secara disiplin. Hanya kadarnya akan disesuaikan secara proporsional dengan situasi dan kondisinya,"kata Syaiful.Update Kasus Covid-19Mengutip pemberitaan tribunnews.com, pemerintah Indonesia mengumumkan tambahan konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 17.384 kasus baru pada Senin (16/8/2021).Angka ini didapat dari tes yang dilakukan terhadap 129.010 spesimen.Tambahan kasus hari ini mengalami penurunan dibanding kemarin, yaitu 20.813 kasus.Dikutip dari covid19.go.id, hingga hari ini total kasus infeksi corona di Indonesia berjumlah 3.871.738.Sementara itu, kasus sembuh hari ini bertambah 29.925, sehingga totalnya menjadi 3.381.884 kesembuhan.Adapun kasus kematian harian bertambah 1.245 jiwa.Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 118.833 jiwa.

Baca Juga: Biodata Artis Zikri Daulay, Mantan Suami Henny Rahman yang Sukses Perankan Nathan di Sinetron Dear Nathan The SeriesGridPop.ID (*)