Find Us On Social Media :

FAKTA Baru Tragedi Kanjuruhan, Gas Air Mata Kedaluwarsa hingga Sosok Berkuasa di Balik Penentuan Jadwal Laga Malam

By Ekawati Tyas, Selasa, 11 Oktober 2022 | 16:02 WIB

Penembakan gas air mata dilakukan saat terjadi kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.

GridPop.ID - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada, Sabtu (1/10/2022) menguak fakta baru.

Melansir Tribunnews.com, diketahui bahwa Tragedi Kanjuruhan ini merenggut 131 korban jiwa.

Dari total korban Tragedi Kanjuruhan terdiri dari, 90 laki-laki dan 41 perempuan.

Terbaru, insiden ini menguak fakta-fakta mengejutkan.

Melansir Kompas.com, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terus bekerja guna mengungkap persoalan secara menyeluruh.

Sejauh ini, terdapat temuan dan dugaan yang disampaikan secara terbuka.

Salah satunya yaitu tentang gas air mata kedaluwarsa yang ditembakkan.

Bukan itu saja, penetapan jadwal laga malam antara Arema FC dan Persebaya Surabaya juga turut disorot.

Terkait kondisi gas air mata, Polri melalui Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo mengonfirmasi bahwa memang ada beberapa yang dalam kondisi kedaluwarsa.

Baca Juga: 15 Menit Berada di Kepulan Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan, Remaja Kota Malang Ini Nyaris Buta

"Ada beberapa yang ditemukan (kedaluwarsa) yang tahun 2021.

Saya belum tahu jumlahnya, tapi itu yang masih didalami oleh labfor (laboratorium forensik)," kata Dedi Prasetyo, dikutip dari Kompas TV, Senin (10/10/2022).

Kandungan zat kimia gas air mata yang kedaluwarsa, kata Dedi makin menurun dan tidak begitu efektif.

"Ini (gas air mata) kimia, berbeda dengan makanan. Kalau makanan ketika kedaluwarsa makanan itu ada jamur, ada bakteri, yang bisa mengganggu kesehatan," ujar Dedi.

"Sementara, gas air mata ini, ketika expired, justru kadar kimianya berkurang, sama dengan efektivitasnya. Ketika ditembakkan, tidak bisa lebih efektif lagi," katanya lagi.

Adapun M Choirul Anam selaku Komisioner Komnas HAM Bidang Penyelidikan menerangkan bahwa pihaknya telah mengantongi informasi terkait kondisi gas air mata kedaluwarsa ini.

Akan tetapi, ia merasa masih perlu melakukan pendalaman apakah hal itu menjadi penyebab utama tewasnya 131 korban.

"Soal (gas air mata yang) kedaluwarsa itu informasinya memang kami dapatkan, tapi memang perlu pendalaman," ujar Anam dalam keterangan suara, Senin (10/10/2022).

Di sisi lain, terkait dugaan di balik laga malam turut dibahas anggota TGIPF, Rhenald Kasali.

Baca Juga: Merinding, Lihat Rekaman Korban Tewas Menumpuk di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, TGIPF: Mengerikan Sekali

Ia mengungkap dugaan adanya pihak yang memiliki kekuatan untuk mengatur agar laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya tetap digelar malam.

Padahal, pihak kepolisian sebelumnya disebut telah meminta agar laga sepak bola itu digeser menjadi pukul 15.30 WIB dari yang sebelumnya 20.00 WIB.

“Ada indikasi-indikasi yang misalnya kenapa bisa jadi malam, pada malam itu juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari,” ujar Rhenald di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2022).

Meski begitu, ia belum dapat menyebut siapa sosok yang memiliki kekuatan tersebut.

"Saya belum bisa, kita belum bisa sebutkan walaupun saudara-saudara sudah bisa menciumnya,” kata Rhenald.

Hanya saja, pihaknya akan memanggil seluruh pihak terkait guna menindaklanjuti dugaan tersebut.

"Ya kita akan panggil semua. PT LIB akan datang, akan kita minta.

PSSI akan kita panggil besok dan sejumlah pihak yang terkait dengan ini semua ya.

Kita akan klarifikasi,” ucap Rhenald.

Baca Juga: Inilah 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Serta Kesalahannya, Mulai dari Panitia Pelaksana Hingga Anggota Polisi!

GridPop.ID (*)