Tentu hal ini juga berharap membawa manfaat untuk mencegah terinfeksi virus SARS-Cov-2.“Puasa Ramadan membuat kita mengurangi frekuensi makan kita yang biasanya 3 kali menjadi 2 kali. Jika ini dilaksanakan bahwa memang akan terjadi pembatasan asupan makan dan pembatasan kalori (restriksi kalori). Dampak adanya pembatasan makan dalam hal ini pembatasan asupan kalori jelas akan membawa manfaat bagi kesehatan bagi seseorang yang menjalani ibadah puasa tersebut,” paparnya.Masih menurut dr. Ari, pembatasan makan akan membuat tubuh melakukan penghancuran lemak tubuh.Bahkan pembatasan makan juga menyebabkan pengurangan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh kita.Karenanya puasa membuat berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol. Selain itu adanya puasa sepanjang hari akan membuat kita mengurangi konsumsi camilan yang tidak sehat seperti coklat, keju, lemak. Termasuk mengurangi makanan yang manis dan asin yang belum tentu sehat bagi tubuh kita.Selain itu bagi orang yang merokok akan mengurangi konsumsi rokoknya setiap hari. Sehingga puasa akan membuat orang sehat menjadi tambah sehat dan orang dengan penyakit kronis (Hipertensi, Kencing Manis, Kegemukan dan kolesterol tinggi) akan membuat penyakit menjadi lebih baik dan terkontrol.Tentu kondisi sehat yang kita harapkan ini tidak akan tercapai kalau dalam berpuasa ini kita melakukan budaya balas dendam saat berbuka. Misalnya menggandakan makan siang Bersama makan malam.Jika demikian adanya, tujuan pembatasan makan dan pembatasan kalori tidak tercapai.
Untuk diketahui, membatasi asupan kalori dengan cara berpuasa ini sering disebut sebagai intermittent fasting.Intermitent fasting dihubungkan dengan terjadinya peningkatan daya tahun tubuh orang-orang yang berpuasa.Baca Juga: Belasan Jam Tak Ada Asupan yang Masuk, Ini yang Terjadi pada Tubuh Kita Saat Sedang Puasa Ramadhan 2023