GridPop.ID - Seluruh negara terdampak wabah Covid-19 memang terus gencar kebut vaksinasi.
Manfaat vaksin sendiri bertujuan untuk mencegah terkena atau mengalami gejala Covid-19 berat.
Dilansir dari laman kompas.com, Dalam dokumen Frequently Asked Question (FAQ) Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 yang diunggah dalam laman resmi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, dijelaskan bahwa vaksinasi Covid-19 memang tidak membuat kita 100 persen kebal dari Covid-19.
Tapi, vaksinasi Covid-19 akan mengurangi dampak yang ditimbulkan jika kita tertular Covid-19.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hingga kini sekitar 14 persen dari populasi Indonesia telah menerima vaksiansi Covid-19 dalam dosis lengkap.
Jumlah tersebut setara dengan 29 juta warga.
"Per hari ini telah sebanyak 54 juta orang atau sekitar 26 persen populasi Indonesia telah divaksinasi dosis pertama dan 29 juta atau sekitar 14 persen populasi Indonesia telah menerima (suntikan) dosis kedua," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual pada Selasa (17/8/2021) dikutip oleh kompas.com.
Negara-negara lain juga melakukan hal yang sama, mereka sedang bergegas untuk bisa segera melakukan vaksinasi Covid-19 kepada warganya.
Dilansir oleh tribunwow.com dari ABC4.com, pada 11 Agustus, lebih dari 1,5 juta orang Utah, Amerika Serikat telah mendapat dua dosis vaksin, atau lebih dari 58 persen dari semua orang Utah yang berusia di atas 12 tahun.
Tingkat kecepatan vaksinasi terhenti karena varian delta terus menyebar secara nasional.
Gubernur Utah, Spencer Cox, menyebutnya sebagai pandemi orang yang tidak divaksinasi karena tingkat rawat inap juga meningkat.
Sayangnya, jika mereka terkonfirmasi positif Covid-19 mereka dianjurkan untuk menunda vaksinasi.
Dr. Tamara Sheffield, Direktur Medis untuk Kesehatan dan Pencegahan Masyarakat di Intermountain Healthcare, Amerika Serikat menjelaskan kriteria orang yang sebaiknya menunda vaksin.
“Jadi sangat jarang seseorang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin,” jelas Sheffield.
Berikut deretan orang yang disarankan untuk tunda vaksinasi covid-19:
1. Alergi Obat
“Alasan utama untuk tidak divaksinasi, atau yang disebut kontraindikasi, adalah jika Anda memiliki reaksi alergi terhadap vaksin Covid tertentu.”
Tetapi, Sheffield mengatakan jika seseorang yang memiliki reaksi alergi setelah menerima dosis pertama vaksin Pfizer atau Moderna, Anda masih dapat menerima vaksin Johnson dan Johnson.
Di luar alergi, Sheffield mengatakan ada beberapa kondisi lain di mana seseorang mungkin harus menunda mendapatkan vaksin Covid-19.
2. Positif Covid-19
Pejabat kesehatan setempat telah meminta pasien Covid-19 untuk menunda vaksin Covid-19.
Selain itu, jika seseorang telah menjalani terapi seperti antibodi monoklonal untuk mengobati infeksi Covid-19 itu akan mengganggu efektifitas vaksin.
Sheffield mengatakan orang itu perlu menunggu 90 hari untuk mencegah terapi yang dilakukannya mengganggu vaksin.
3. Penyakit yang Tidak Terkontrol
Orang yang sedang menjalani terapi kanker, disebut juga harus menunda untuk mendapat vaksin Covid-19.
Dia menganjurkan mereka atau setiap orang yang memiliki penyakit serupa untuk berkonsultasi kepada dokternya sebelum menerima vaksin.
4. Dalam Terapi Obat Tertentu
Sheffield menjelaskan jika obat bisa memengaruhi sistem kekebalan di dalam tubuh, seperti antibodi monoklonal.
Seseorang yang menjalani terapi obat terkain autoimun dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mendapat vaksin.
“Sangat jarang seseorang memiliki sesuatu yang akan mencegah mereka mendapatkan vaksin,” kata Sheffield.
"Yang perlu mereka lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter mereka tentang waktu yang tepat."
Ketika vaksin Covid-19 pertama kali tersedia untuk masyarakat umum, wanita hamil tidak dianjurkan mendapat vaksin kecuali bagi mereka yang berisiko tinggi dan mendapat rekomendasi dari dokter.
Hal itu karena hanya ada sedikit data terkait keamanan vaksin Covid-19 bagi ibu hamil.
Dia juga menjelaskan kepada media bahwa data yang meyakinkan sudah didapat untuk vaksinasi ibu hamil dan menyusui.
“Sekarang kami memiliki pengalaman luar biasa dengan jutaan wanita hamil mendapatkan vaksin,” kata Sheffield.
“Dan kami telah melihat bahwa untuk bayinya, tidak ada peningkatan dalam hal hasil buruk yang kami khawatirkan.”
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa ibu hamil rentan dengan Covid-19.
Selain rentan terpapar ibu hamil juga rentan terhadap mengalami Covid yang parah jika mereka terinfeksi.
“Kami ingin memastikan bahwa kami melindungi mereka dari itu,” jelas Sheffield.
“Faktanya, American College of Obstetrics and Gynecology mengatakan manfaat vaksin lebih besar daripada potensi efek samping atau risikonya.”
“Kami tidak ingin orang yang sedang hamil mengalami demam,” kata Sheffield kepada ABC4.com.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunWow |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar