GridPop.ID - Sebagi orang tua seharusnya melindungi dan menyayangi anak-anaknya.
Namun, hal berbeda justru dilakukan oleh wanita ini.
Dirinya justru meminta anak-anaknya telanjang hingga dijadikan pemeran konten pornografi.
Mirisnya, wanita ini sendiri yang merekam aksi anak-anaknya.
Alasan di balik tindakan bejatnya sungguh bikin emosi.
Dilansir dari pemberitaan sosok.id beberapa waktu lalu, seorang Ibu di Florida, Amerika Serikat memaksa kedua putrinya yang masih di bawah umur untuk melakukan perbuatan asusila.
Pemaksaan tersebut dilakukan hanya untuk merekam adegan tersebut dan dikirimkan kepada pacar sang ibu.
Ternyata pacar ibu tersebut memiliki kelainan seksual, lebih tepatnya penyuka anak di bawah umur atau pedofil.
Rose Beth Litzky (33) dan Roberto Oquendo (38), dijatuhi hukuman oleh pengadilan pada bulan ini.
Mereka terbukti melakukan tidak asusila kepada kedua anak Rose yang masih di bawah umur.
Lebih menyedihkan adalah, pemaksaan tersebut direkam oleh sang ibu untuk disebar luaskan melalui jejaring sosial.
Polisi Florida menemukan ratusan gambar dan video telanjang kedua anak perempuan malang tersebut.
Dilansir Sosok.ID dari Dailymail.co.uk (30/8/19), Oquendo dijatuhi hukuman 50 tahun penjara federal pada Senin (26/8/19) lalu, setelah menakui memproduksi video asusila yang diperankan oleh kedua anak Rose.
Pasangan tersebut ditangkap pada bulan September 2016, si pria ditangkap oleh FBI setelah menerima laporan adanya eksploitasi anak sebagai bintang film porno.
Di tempat tinggalnya yang berada di Virginia, pihak berwenang menyita sejumlah barang bukti atas kejahatan tersebut.
Pria itu mengakui awalnya koleksi video dan foto dari kedua anak perempuan Rose tersebut hanya untuk kesenangannya pribadi.
Beberapa benda yang disita dan disinyalir untuk menyimpan hasil tindak asusila tersebut adalah komputer dan ponsel milik Oquendo.
Salah satu ponsel berisi tentang percakapan Rose dengan Equendo mengenai pengambilan gambar dan video asusila yang menjadi korban tindakan bejat tersebut.
Diterjemahkan dari Dailymail.co.uk, pihak penyidik mengatakan bahwa Rose telah memaksa kedua putrinya untuk membuat konten pornografi yang ia rekam sendiri dari bulan Oktober 2014 sampai September 2016.
Konten pornografi yang direkam tersebut untuk dikirim kepada kekasihnya yang ternyata memiliki kelainan seksual.
Beberapa gambar yang ditemukan oleh penyidik menunjukkan bahwa Rose memaksa anak-anaknya untuk melakukan perbuatan asusila.
Ketika dimintai keterangan oleh penyidik, Rose mengaku memaksa anak perempuannya untuk telanjang dan diabadikan dalam foto dan video untuk dikirimkan ke kekasihnya, Oquendo melalui pesan singkat.
Pengadilan setempat memutuskan bahwa Rose bersalah pada bulan ini dan akan mulai menjalankan hukumannya pada 14 Oktober mendatang.
Putusan tersebut dijatuhkan pada awal bulan Agustus ini, atau lebih cepat daripada penjatuhan hukuman yang diberikan kepada Oquendo.
Sebagi tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, pedofilia adalah kelainan psikoseksual, di mana orang dewasa atau remaja memiliki preferensi seksual terhadap anak-anak praremaja.
Gangguan ini juga dianggap sebagai parafilia, yang adalah sekelompok gangguan yang didefinisikan sebagai aktivitas seksual yang abnormal.
Ketika fantasi atau tindakan seksual melibatkan seorang anak atau lebih, sebagai cara yang lebih disukai untuk mencapai gairah dan kepuasan seksual bagi seseorang, maka orang itu dianggap sebagai pedofil.
Para psikolog dan psikiater menganggap pedofilia sebagai gangguan mental, bukan preferensi seksual.
Di banyak negara, pedofilia dikategorikan sebagai kasus pidana. Preferensi pedofil dapat bervariasi dari orang ke orang.
Beberapa individu tertarik terhadap anak laki-laki dan perempuan, beberapa tertarik hanya terhadap satu jenis kelamin, ada juga yang tertarik pada anak dan orang dewasa sekaligus.
Perilaku seksual yang terkait pedofilia juga bervariasi, ada yang melakukan kejahatan dan ada juga pedofil yang menahan diri dan menghindari kejahatan terlepas dari gangguan mental yang dimilikinya.
Beberapa paedofil membatasi perilaku mereka hanya dengan cara mengekspos diri di depan anak-anak.
Tapi, ada juga yang melakukan sesuatu yang lebih jauh, misalnya seks oral atau seks genital penuh.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Dailymail.co.uk,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar